Ayat ini, Mazmur 106:12, merupakan momen penting dalam narasi umat Israel yang tercatat dalam Kitab Mazmur. Ayat ini menggambarkan sebuah perubahan signifikan dalam hati dan sikap bangsa Israel di hadapan Allah. Setelah melalui berbagai pengalaman pahit, pengingkaran, dan hukuman akibat ketidaksetiaan mereka, pada momen inilah mereka kembali kepada Allah dengan iman dan pujian.
Konteks historis di balik ayat ini sangat kaya. Bangsa Israel telah berulang kali melupakan perbuatan ajaib Allah, mengingkari perjanjian-Nya, dan menyembah berhala. Akibatnya, mereka sering kali jatuh ke dalam jurang kesusahan, ditindas oleh musuh, dan dibawa ke pembuangan. Namun, Allah, dalam kasih setia-Nya yang tak terbatas, senantiasa mengulurkan tangan penyelamatan setiap kali mereka berseru kepada-Nya. Salah satu momen penyelamatan monumental adalah ketika Allah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir dan membawa mereka menyeberangi Laut Merah.
Ayat Mazmur 106:12 menyoroti respons mereka setelah peristiwa luar biasa tersebut. "Maka mereka percaya kepada firman-Nya". Ini bukan sekadar pengakuan pasif, melainkan sebuah kepercayaan yang mendalam, sebuah keyakinan yang lahir dari pengalaman nyata akan kuasa dan kebenaran firman Allah. Mereka melihat bagaimana janji-janji Allah menjadi kenyataan di depan mata mereka. Kepercayaan ini adalah fondasi penting bagi kehidupan rohani yang sehat.
Lebih lanjut, ayat ini melanjutkan, "nyanyian puji-pujian kepada-Nya mereka dendangkan." Pujian adalah ekspresi syukur, kekaguman, dan pengakuan atas kebesaran Allah. Dalam konteks ini, pujian bukanlah sekadar melodi yang indah, melainkan sebuah seruan hati yang penuh sukacita dan rasa hormat atas kebaikan Allah. Mereka tidak hanya percaya, tetapi juga secara aktif mengungkapkan iman mereka melalui nyanyian yang memuliakan nama-Nya. Ini menunjukkan bahwa iman yang sejati akan berbuah pada penyembahan dan ekspresi syukur.
Memaknai Mazmur 106:12 di masa kini mengingatkan kita akan pentingnya mengingat dan merayakan campur tangan Allah dalam hidup kita. Seringkali, dalam kesibukan dan tantangan hidup, kita pun mudah lupa akan berkat dan pertolongan-Nya. Ayat ini mengajak kita untuk tidak hanya percaya pada janji-janji-Nya, tetapi juga untuk secara konsisten mengungkapkan rasa syukur dan pujian kita kepada-Nya. Percaya dan memuji adalah dua sisi dari mata uang iman yang saling melengkapi. Ketika kita percaya, kita mengakui kebenaran-Nya; ketika kita memuji, kita mengagungkan kemuliaan-Nya.
Pengalaman bangsa Israel yang terekam dalam Mazmur 106:12 memberikan pelajaran berharga bagi kita. Marilah kita belajar untuk senantiasa menjaga iman kita tetap teguh kepada firman Allah, dan tidak pernah berhenti memuliakan nama-Nya melalui nyanyian syukur dan kehidupan yang taat. Kepercayaan kepada firman-Nya akan membawa kita pada kedamaian, dan pujian kepada-Nya akan memenuhi hati kita dengan sukacita yang kekal. Ini adalah inti dari hubungan yang hidup dengan Allah.