"Dan hendaklah engkau memasang tiang-tiang itu sepuluh berlapis emas pada alas-alasnya yang dari perak."
Ayat dari Kitab Keluaran 26:24, yang berbunyi "Dan hendaklah engkau memasang tiang-tiang itu sepuluh berlapis emas pada alas-alasnya yang dari perak," memberikan sebuah gambaran visual yang kuat mengenai struktur penting dalam Perkemahan Suci bangsa Israel. Perintah ini bukan sekadar instruksi pembangunan, melainkan merupakan cetak biru arsitektural yang mendalam, mencerminkan tatanan ilahi dan pentingnya setiap detail dalam penyembahan kepada Tuhan. Kata kunci di sini adalah "keluaran 26 24," yang merujuk pada spesifikasi detail mengenai komponen pendukung utama tabernakel.
Perkemahan Suci, atau Tabernakel, adalah sebuah kemah yang dibangun oleh bangsa Israel sesuai dengan perintah Tuhan saat mereka mengembara di padang gurun. Tabernakel ini berfungsi sebagai pusat ibadah, tempat pertemuan antara Tuhan dan umat-Nya, serta sebagai simbol kehadiran Allah yang berdiam di tengah-tengah mereka. Setiap elemen di dalamnya memiliki makna teologis yang kaya, dan tiang-tiang yang berlapis emas dengan alas perak adalah salah satu contohnya.
Ayat spesifik ini menyoroti konstruksi tiang-tiang yang digunakan untuk menopang tirai-tirai pembatas ruang-ruang dalam Tabernakel. Keberadaan tiang-tiang ini sangat krusial untuk menjaga integritas dan kemegahan struktur. Penggunaan emas untuk melapisi tiang-tiang tersebut melambangkan kemuliaan, kekudusan, dan keagungan Tuhan. Emas adalah logam mulia yang sering dikaitkan dengan hal-hal ilahi dan otoritas surgawi. Ini menunjukkan bahwa semua yang didedikasikan untuk Tuhan harus memancarkan kesempurnaan dan keindahan yang mencerminkan karakter-Nya.
Di sisi lain, alas yang terbuat dari perak menjadi fondasi bagi tiang-tiang emas. Perak, meskipun juga merupakan logam berharga, sering kali dihubungkan dengan penebusan dan pembersihan. Dalam konteks ini, perak dapat diartikan sebagai pengorbanan atau sarana pembersihan yang memungkinkan kemuliaan Tuhan untuk dinyatakan. Perpaduan emas dan perak menciptakan kontras yang harmonis, mengingatkan bahwa kemuliaan Allah diwujudkan melalui penebusan dan pengampunan dosa. Tiang-tiang emas yang berdiri tegak di atas alas perak menyiratkan bahwa kehadiran Allah yang mulia di tengah umat-Nya adalah hasil dari karya penebusan yang mendasarinya.
Lebih lanjut, instruksi ini juga menyiratkan prinsip kestabilan dan kekuatan. Tiang-tiang yang kuat dan alas yang kokoh memastikan bahwa seluruh struktur Tabernakel dapat berdiri tegak, tahan terhadap berbagai kondisi. Ini adalah gambaran metaforis bagi iman yang teguh dan fondasi spiritual yang kuat yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya. Kita dipanggil untuk membangun kehidupan rohani yang stabil, yang didasarkan pada kebenaran firman Tuhan dan karya penebusan Kristus, sehingga kita dapat memancarkan kemuliaan-Nya dalam dunia ini. Ayat Keluaran 26 24 mengingatkan kita akan pentingnya merancang dan membangun segala sesuatu yang berhubungan dengan penyembahan dan pelayanan kepada Tuhan dengan ketelitian, keindahan, dan fondasi yang kokoh.