Keluaran 26 27: Perintah Kemah Suci & Pakaian Imam

"Dan engkau harus membuat tabut dari kayu penaga: dua hasta setengah panjangnya dan satu hasta setengah lebarnya dan satu hasta setengah tingginya. Kau harus melapisinya dengan emas murni, dari dalam dan dari luar, dan kau harus membuat bingkai emas di sekelilingnya." (Keluaran 25:10-11)
Representasi visual sederhana dari kemah suci, dengan elemen tabut dan tirai.

Kitab Keluaran, khususnya pasal 26 dan 27, menyajikan detail yang sangat rinci mengenai pembangunan Kemah Suci. Perintah-perintah ini datang langsung dari Tuhan kepada Musa di Gunung Sinai, menguraikan setiap aspek dari tempat ibadah yang akan menjadi pusat pertemuan antara Tuhan dan umat-Nya di padang gurun. Rincian ini tidak hanya mencakup ukuran dan material, tetapi juga bagaimana setiap bagian harus disusun dan dihiasi, menunjukkan betapa pentingnya kesucian dan keteraturan dalam ibadah kepada Yang Maha Kuasa.

Pasal 26 berfokus pada struktur utama Kemah Suci, yaitu Tabernakel itu sendiri. Ini mencakup pembuatan tirai-tirai dari linen halus yang dipilin, benang biru, ungu, dan merah, ditenun dengan kerub-kerub yang dijahitkan. Tirai-tirai ini dirancang untuk membentuk dinding dan langit-langit yang menutupi struktur kerangka kayu penaga. Penggunaan emas dan perak untuk kait, tiang, dan alas tiang menekankan kemuliaan dan kekudusan tempat ini. Detail seperti tirai penutup yang terbuat dari kulit domba jantan yang diwarnai merah dan kulit lumba-lumba menunjukkan perhatian pada perlindungan dan keindahan. Terdapat juga pemisahan antara Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus oleh tirai yang lebih istimewa, mengisyaratkan akses terbatas hanya kepada imam.

Selanjutnya, pasal 27 beralih ke pelataran luar Kemah Suci. Ini termasuk pembuatan mezbah korban bakaran, yang terbuat dari kayu penaga dan dilapisi tembaga. Mezbah ini menjadi tempat untuk mempersembahkan korban, sebuah simbol penting dari pengampunan dosa dan pendamaian. Di sekeliling pelataran dipasang tirai dari linen halus yang digantung pada tiang-tiang tembaga dengan alas perak. Pintu gerbang pelataran juga diperkuat dengan tirai yang sama, serta tiang-tiang dan kait-kaitnya. Semua elemen ini dirancang untuk menciptakan ruang yang terpisah dari dunia luar, sebuah area suci yang didedikasikan untuk kehadiran Tuhan.

Perintah-perintah mengenai keluaran 26 27 ini secara kolektif menggarisbawahi pentingnya kehadiran Tuhan di antara umat-Nya. Kemah Suci bukan sekadar bangunan, melainkan sebuah manifestasi dari perjanjian antara Tuhan dan Israel. Setiap detail, dari emas murni hingga linen halus, semuanya adalah bagian dari rencana ilahi yang menunjukkan keagungan dan kekudusan Tuhan. Perintah ini juga mengarahkan umat untuk memiliki tempat khusus di mana mereka dapat mendekat kepada Tuhan dan mengakui kedaulatan-Nya. Pembangunan Kemah Suci ini adalah langkah krusial dalam perjalanan iman bangsa Israel, menanamkan konsep ibadah yang terstruktur dan penuh hormat.

Selain struktur fisik, Keluaran juga merinci pakaian keimaman yang akan melayani di Kemah Suci. Pakaian ini dirancang dengan standar kesucian yang sama, terbuat dari bahan-bahan terbaik dan dihiasi dengan indah. Imam besar mengenakan efod, pelimpah, jubah, dan mahkota, semuanya menunjukkan kemuliaan dan otoritas yang diberikan Tuhan. Pakaian ini tidak hanya berfungsi sebagai pakaian seremonial, tetapi juga sebagai simbol dari peran perantaraan mereka antara Tuhan dan umat-Nya. Dengan demikian, keluaran 26 27 memberikan fondasi yang kuat bagi sistem ibadah Israel kuno, yang menekankan kesucian Tuhan dan kebutuhan umat-Nya untuk mendekat kepada-Nya dengan cara yang ditentukan oleh-Nya.