Ayat Keluaran 26:36 bukan sekadar deskripsi mengenai bahan dan ukuran sebuah tirai. Ia adalah bagian dari gambaran yang lebih besar mengenai kemuliaan dan kesucian yang harus ada dalam penyembahan kepada Tuhan. Dalam konteks Tabernakel, setiap detail memiliki makna simbolis yang mendalam, mencerminkan keagungan Sang Pencipta dan kebutuhan umat-Nya untuk mendekat kepada-Nya dalam kekudusan. Tirai pintu gerbang pelataran ini menjadi garis batas antara dunia luar yang mungkin penuh dengan kekacauan dan ketidakmurnian, dengan ruang suci yang dikhususkan bagi kehadiran Tuhan.
Penggunaan kain berwarna biru, ungu, dan merah tua, serta lenan halus yang dipintal benang, bukanlah pilihan acak. Setiap warna memiliki makna teologis. Biru sering melambangkan surgawi, kebenaran ilahi, dan kesetiaan. Ungu sering dikaitkan dengan kerajaan, keagungan, dan otoritas. Merah tua dapat melambangkan pengorbanan dan darah, mengingatkan pada penebusan yang akan datang. Lenan halus yang dipintal benang, yang merupakan bahan berkualitas tinggi, melambangkan kemurnian dan kebenaran. Kombinasi warna-warna ini menciptakan sebuah visual yang kaya dan penuh makna, menyoroti sifat-sifat Tuhan yang mulia.
Ukuran yang spesifik – panjang dua puluh hasta dan tinggi lima hasta – menunjukkan bahwa tidak ada ruang untuk spekulasi atau kelalaian dalam ibadah kepada Tuhan. Semua harus dilakukan sesuai dengan perintah-Nya. Ketelitian dalam setiap aspek penyembahan adalah bentuk penghormatan dan pengakuan atas kedaulatan-Nya. Tirai ini, yang dibuat dengan keterampilan seorang tukang tenun, melambangkan pekerjaan yang teliti dan indah, sebagaimana Tuhan bekerja dengan sempurna dalam segala hal yang Dia ciptakan dan perintahkan.
Lebih jauh lagi, tirai ini berfungsi sebagai pengantar. Ia mempersiapkan hati dan pikiran mereka yang masuk ke dalam pelataran. Ini adalah peringatan bahwa mereka memasuki wilayah yang kudus, di mana mereka harus hadir dengan hati yang bersih dan sikap yang hormat. Pengalaman visual yang ditawarkan oleh warna-warna cerah dan bahan berkualitas ini pasti akan membangkitkan rasa takjub dan kekaguman terhadap Tuhan. Dalam kehidupan modern, kita dapat menarik paralel dari ayat ini. Kita dipanggil untuk mempersembahkan diri kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Tuhan. Ini berarti membawa seluruh aspek kehidupan kita – pikiran, perkataan, perbuatan – ke dalam kekudusan-Nya.
"Sesungguhnya, aku akan membawakan engkau keselamatan dari TUHAN, dan kelepasan bagi anak-anakmu." (Mazmur 37:39)
Ayat Keluaran 26:36 mengingatkan kita bahwa Tuhan peduli pada setiap detail dalam penyembahan kepada-Nya. Seperti tirai yang indah dan penuh makna itu, hidup kita seharusnya mencerminkan kemuliaan-Nya, bukan hanya dalam ibadah formal, tetapi dalam setiap aspek keberadaan kita. Dengan mengenakan karakter Kristus, kita menjadi permadani yang indah bagi-Nya, dipenuhi dengan warna-warna kebenaran, kasih, dan kesalehan, yang semuanya terjalin oleh kasih karunia-Nya yang tak terhingga. Berkat dan kemuliaan ilahi selalu tersedia bagi mereka yang mencari dan berusaha menyenangkan hati-Nya dengan hati yang tulus dan tindakan yang seturut dengan kehendak-Nya.