"Engkau harus membuat sehelai rodi emas murni, dan pada itu haruslah terukir ukiran meterai: KUDUS BAGI TUHAN." (Keluaran 28:36)
Dalam Kitab Keluaran, khususnya pada pasal 28 ayat 36, Tuhan memberikan instruksi yang sangat detail mengenai perlengkapan pakaian Imam Besar. Salah satu elemen yang paling mencolok adalah roda emas murni yang harus dikenakan di dahi Imam Besar. Ukiran pada roda itu sangat spesifik: "KUDUS BAGI TUHAN." Ini bukanlah sekadar ornamen semata, melainkan sebuah simbol yang sarat makna spiritual dan teologis. Kata kunci keluaran 28 37 membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan ilahi di balik detail-detail kecil dalam ibadah.
Rodi emas yang bertuliskan "Kudus Bagi Tuhan" secara harfiah mendefinisikan identitas dan fungsi Imam Besar. Ia adalah wakil umat di hadapan Tuhan, dan melalui dirinya, umat diperdamaikan dengan Yang Mahakudus. Penandaan ini menegaskan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan Imam Besar haruslah kudus, terpisah dari yang duniawi dan didedikasikan sepenuhnya untuk pekerjaan Tuhan. Ini mencerminkan sifat Tuhan yang Maha Kudus, yang menuntut kesucian dari siapa saja yang mendekat kepada-Nya. Kemuliaan Tuhan seringkali terpancar melalui ketetapan dan kekudusan-Nya yang tak tergoyahkan.
Seluruh pakaian Imam Besar, termasuk roda emas ini, dirancang untuk menunjukkan kemuliaan dan keagungan Tuhan. Pakaian yang indah, bahan-bahan yang mahal, dan detail ukiran yang teliti semuanya berbicara tentang kebesaran Tuhan yang mereka wakili. Dalam konteks modern, meskipun kita tidak lagi mengenakan pakaian upacara seperti itu, prinsip kekudusan dan dedikasi tetap relevan. Kita dipanggil untuk hidup kudus, memisahkan diri dari dosa, dan mempersembahkan hidup kita sebagai ibadah yang hidup dan berkenan bagi Tuhan. Keluaran 28 37 mengingatkan kita bahwa setiap aspek kehidupan kita harus mencerminkan keagungan Sang Pencipta.
Warna-warna cerah dan sejuk yang sering diasosiasikan dengan gambaran ilahi dapat diasosiasikan dengan suasana yang tercipta dari ketetapan Tuhan. Rodi emas yang terukir dengan frasa kudus ini, selain menjadi tanda otoritas, juga bisa melambangkan kedamaian dan ketenangan yang Tuhan berikan ketika umat-Nya menaati perintah-Nya. Keindahan visual dari pakaian Imam Besar yang dikenakan di hadapan hadirat Tuhan seharusnya menjadi cerminan dari keindahan spiritual dan kedamaian yang ditawarkan oleh Tuhan sendiri. Hal ini memberikan perspektif yang lebih luas tentang bagaimana detail dalam wahyu ilahi, seperti yang terdapat pada keluaran 28 37, memiliki tujuan yang lebih besar dalam mengungkapkan karakter dan kasih Tuhan kepada umat-Nya.
Memahami Keluaran 28 36-37 membuka mata kita pada pentingnya kesucian dalam hubungan kita dengan Tuhan. Ini bukan hanya tentang aturan eksternal, tetapi tentang transformasi hati. Ketika kita berusaha untuk hidup kudus dan mendedikasikan hidup kita bagi Tuhan, kita menjadi saksi hidup dari kemuliaan-Nya di dunia. Inilah esensi dari panggilan kita sebagai orang percaya: untuk mencerminkan sifat kudus Tuhan dalam segala perkataan dan perbuatan kita, menjadikan hidup kita sebagai persembahan yang berkenan.