"Dan masukkanlah mereka ke dalam pakaian itu, dan percikkanlah darah pada mezbah itu di sekelilingnya."
Ayat Keluaran 29:3 merupakan bagian dari instruksi terperinci yang diberikan oleh Tuhan kepada Musa mengenai pentahbisan Harun dan anak-anaknya sebagai imam-imam dalam kemah pertemuan. Perintah ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi sarat dengan makna teologis dan simbolis yang mendalam bagi umat Israel kuno, dan bahkan masih relevan untuk direnungkan hingga kini. Ayat ini menggarisbawahi pentingnya kesucian, pemisahan, dan pengorbanan dalam pelayanan di hadapan Tuhan.
Perintah untuk memasukkan Harun dan anak-anaknya ke dalam pakaian yang ditentukan, diikuti dengan percikan darah pada mezbah, memiliki makna berlapis. Pakaian imam bukan sekadar seragam, melainkan simbol pemisahan mereka dari dunia sekuler dan pengudusan diri untuk melayani Tuhan. Pakaian khusus ini menandakan otoritas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepada mereka.
Kemudian, percikan darah pada mezbah adalah inti dari ritual ini. Darah dalam tradisi Perjanjian Lama sering kali melambangkan kehidupan dan penebusan. Percikan darah pada mezbah menyiratkan bahwa pelayanan imam harus didasarkan pada pengorbanan. Tanpa pengorbanan, tidak ada pendamaian antara manusia berdosa dan Tuhan yang kudus. Darah yang dipercikkan berfungsi sebagai pengingat visual akan dosa yang harus ditanggung dan solusi ilahi yang disediakan melalui kematian.
Secara simbolis, Keluaran 29:3 menyoroti beberapa kebenaran penting:
Bagi orang Kristen, ayat ini menemukan pemenuhan tertingginya dalam diri Yesus Kristus. Yesus adalah Imam Besar Agung yang tak bercacat, yang menyerahkan darah-Nya sendiri sebagai korban penebusan yang sempurna bagi dosa seluruh umat manusia. Pakaian-Nya yang tak bercela dan darah-Nya yang tercurah di kayu salib menjadi dasar bagi setiap orang percaya untuk memiliki akses langsung kepada Tuhan. Perintah dalam Keluaran 29:3 berfungsi sebagai bayangan dari realitas yang jauh lebih besar yang ditemukan dalam Kristus.
Dengan memahami detail-detail ritual dalam Imamat, kita dapat lebih menghargai kedalaman kasih dan rencana keselamatan Tuhan yang telah dinyatakan sejak zaman kuno. Keluaran 29:3 bukan hanya sekadar catatan sejarah, tetapi ajaran yang relevan tentang sifat Tuhan, kebutuhan akan penebusan, dan jalan untuk mendekat kepada Yang Maha Kudus.