Keluaran 29 & 30: Panduan Persembahan dan Perayaan

"Adapun persembahan yang harus kau perbuat dari domba itu, ialah seekor domba jantan muda pada hari yang pertama, dan seekor domba jantan muda pada hari yang kedua." (Keluaran 29:38)

Kitab Keluaran, pasal 29 dan 30, menyajikan detail penting mengenai ibadah dan tata cara persembahan dalam tradisi Israel kuno. Bagian ini memberikan petunjuk yang sangat spesifik kepada Musa mengenai bagaimana umat harus mendekati Tuhan, menguduskan para imam, dan menjaga kekudusan hadirat Tuhan di antara mereka. Fokus utama dari kedua pasal ini adalah pada ritual persembahan yang kompleks dan penetapan hukum-hukum terkait, yang semuanya bertujuan untuk membangun hubungan yang benar antara Tuhan dan umat-Nya.

Bab 29: Pengudusan Imam dan Persembahan Harian

Pasal 29 membuka dengan instruksi rinci mengenai pengudusan Harun dan putra-putranya sebagai imam. Ini bukan sekadar seremoni biasa, melainkan proses yang melibatkan pembersihan ritual, pemakaian pakaian khusus, dan persembahan korban darah serta tepung. Domba jantan memainkan peran sentral dalam pengudusan ini. Domba jantan muda dipersembahkan sebagai korban bakaran dan korban penghapus dosa, yang melambangkan penyucian dan penebusan dosa para imam. Perlu dicatat bahwa korban ini dipersembahkan di hadapan Tuhan, di pintu Kemah Pertemuan.

Lebih lanjut, pasal ini menetapkan dasar bagi persembahan harian yang harus dilakukan. Setiap hari, seekor domba jantan muda dipersembahkan sebagai korban bakaran, disertai dengan persembahan sajian dari tepung halus dan minyak. Ini adalah pengingat konstan akan ketergantungan umat Israel pada Tuhan dan kebutuhan mereka akan pengampunan serta pemeliharaan ilahi. Persembahan ini tidak hanya ditujukan untuk menyucikan para imam tetapi juga untuk menguduskan mezbah, menjadikannya tempat kudus bagi Tuhan. Kehadiran Tuhan yang mulia digambarkan akan berdiam di antara umat-Nya, sebuah janji yang menyertai setiap ritual yang dilakukan.

Mezbah Kudus Api Domba 1 Domba 2 Keluaran 29

Bab 30: Kemudusan, Dupa, dan Persembahan Setengah Syikal

Bergeser ke pasal 30, fokus beralih ke kemudusan, yaitu persembahan dupa yang harum dan penggunaan minyak urapan. Sebuah mezbah dupa khusus diperintahkan untuk dibuat dari kayu penaga, yang dilapisi emas murni. Dupa ini harus dibakar terus-menerus di hadapan Tuhan, sebagai 'bau yang menyenangkan' bagi-Nya. Proses pembuatan minyak urapan juga dijelaskan secara rinci, termasuk bahan-bahannya dan penggunaannya untuk mengurapi Kemah Pertemuan, mezbah, dan para imam. Minyak ini menandakan pengudusan dan pemisahan untuk tujuan ilahi.

Pasal ini juga memperkenalkan konsep persembahan setengah syikal setiap orang Israel dewasa, yang dikumpulkan untuk pemeliharaan Kemah Pertemuan. Persembahan ini berfungsi sebagai 'penebus jiwa' dan tanda pengakuan atas status mereka sebagai milik Tuhan. Setiap orang memberikan jumlah yang sama, menekankan kesetaraan di hadapan Tuhan dalam hal tanggung jawab pemeliharaan rumah-Nya. Perintah-perintah dalam pasal 30 ini menegaskan kembali pentingnya kesucian, pemisahan dari dunia, dan pengabdian total kepada Tuhan dalam segala aspek kehidupan umat-Nya. Keduanya, Keluaran 29 dan 30, memberikan fondasi teologis dan praktis yang kuat bagi ibadah Israel, yang terus relevan hingga kini sebagai pengingat akan cara mendekati Tuhan dengan hormat dan tulus.