Keluaran 3:22

"Setiap perempuan haruslah meminta dari tetangganya, dan dari perempuan yang tinggal di rumahnya, barang-barang emas dan barang-barang perak serta pakaian, dan kamu harus meletakkannya pada anak-anakmu laki-laki dan anak-anakmu perempuan, supaya kamu merampas barang-barang orang Mesir itu."

Ayat yang terukir dalam Kitab Keluaran 3:22 ini, meskipun terkesan sebagai sebuah instruksi praktis, menyimpan makna yang jauh lebih dalam dari sekadar meminta-minta. Pada momen ini, bangsa Israel sedang berada di ambang kebebasan mereka, siap untuk meninggalkan perbudakan panjang di Mesir. Perintah untuk meminta "barang-barang emas dan barang-barang perak serta pakaian" dari orang Mesir bukanlah tindakan pencurian, melainkan sebuah bentuk keadilan ilahi dan persiapan yang telah dinubuatkan sebelumnya.

Selama ratusan tahun, bangsa Israel telah bekerja keras tanpa upah, membangun dan melayani bangsa Mesir. Keringat dan tenaga mereka telah berkontribusi pada kekayaan dan kemegahan Mesir. Perintah ini, dalam perspektif yang lebih luas, adalah semacam kompensasi, pengembalian apa yang seharusnya menjadi milik mereka yang telah diambil melalui eksploitasi. Ini adalah cara Tuhan untuk memastikan bahwa bangsa-Nya tidak keluar dari perbudakan dengan tangan kosong, melainkan dengan bekal yang cukup untuk memulai kehidupan baru dan membangun tabernakel yang mulia bagi-Nya.

Lebih dari itu, ayat ini mengajarkan pentingnya solidaritas dan dukungan komunitas. Perintah ini ditujukan kepada "setiap perempuan" untuk meminta dari "tetangganya, dan dari perempuan yang tinggal di rumahnya". Ini menunjukkan bagaimana kebebasan dan kemakmuran tidak boleh menjadi urusan individu semata, tetapi harus menjadi tanggung jawab kolektif. Setiap orang diharapkan berkontribusi dan saling membantu dalam transisi besar ini. Persiapan untuk anak-anak laki-laki dan perempuan mereka dengan barang-barang ini juga menandakan upaya untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus, membebaskan mereka dari beban kemiskinan dan kekurangan yang dialami oleh orang tua mereka.

Dalam konteks spiritual, barang-barang emas, perak, dan pakaian dapat diartikan sebagai gambaran berkat rohani. Kebutuhan untuk "merampas barang-barang orang Mesir" dapat dilihat sebagai mengambil apa yang berharga dan bermanfaat dari dunia ini untuk digunakan dalam pelayanan kepada Tuhan. Ini bukan tentang mengumpulkan kekayaan duniawi demi keuntungan pribadi, tetapi tentang memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk tujuan yang lebih mulia. Emas dan perak sering kali melambangkan kemurnian dan nilai, sementara pakaian melambangkan kehormatan dan identitas. Ketika digunakan untuk membangun rumah Tuhan, atau untuk mendukung umat-Nya, benda-benda ini menjadi sarana untuk menyatakan kemuliaan-Nya.

Keluaran 3:22 mengingatkan kita bahwa di tengah pergantian zaman, perubahan besar, dan pencarian kebebasan, Tuhan selalu menyediakan dan memelihara umat-Nya. Ini adalah janji bahwa Dia akan memberikan kekuatan, sumber daya, dan arah yang dibutuhkan untuk melangkah maju. Ini juga merupakan undangan untuk melihat setiap kesulitan sebagai potensi untuk pertumbuhan dan berkat, ketika kita melakukannya bersama-sama dalam kasih dan persatuan. Dengan demikian, ayat ini tetap relevan, menjadi sumber inspirasi dan pengharapan di tengah perjalanan hidup kita.

Gambar: Representasi visual barang berharga untuk memulai kembali.