Ayat dari Kitab Keluaran 3:3 menggambarkan momen dramatis dalam kehidupan Musa. Di tengah padang gurun Midian, di Gunung Horeb, ia menyaksikan pemandangan yang luar biasa: semak berduri yang menyala-nyala, namun tidak hangus dimakan api. Fenomena alam yang tak lazim ini tentu saja membangkitkan rasa ingin tahu yang besar pada diri Musa. Perkataannya, "Baiklah aku menyimpang untuk melihat penglihatan besar ini, mengapa bakau itu tidak terbakar," mencerminkan keteguhan hati dan keberaniannya untuk mendekati sumber keajaiban yang ia saksikan.
Pengalaman Musa ini bukanlah sekadar cerita tentang mukjizat alam biasa. Di balik api yang membakar tanpa membakar, terdapat pesan ilahi yang mendalam. Api sering kali melambangkan kehadiran Tuhan yang suci dan penuh kuasa. Namun, fakta bahwa api tersebut tidak menghancurkan semak duri menandakan sifat kehadiran Tuhan yang protektif dan pemelihara. Tuhan menunjukkan diri-Nya kepada Musa bukan untuk menghakimi atau membinasakan, melainkan untuk memanggil dan mempersiapkan hamba-Nya bagi sebuah tugas penting.
Kejadian ini menjadi titik balik bagi Musa. Dari seorang gembala biasa yang melarikan diri dari masa lalunya, ia dipanggil untuk menjadi pemimpin umat Israel yang akan dibebaskan dari perbudakan di Mesir. Kesaksian tentang api yang tidak terbakar itu mengukuhkan keyakinannya pada kuasa Tuhan dan mempersiapkannya secara rohani untuk menghadapi tantangan yang luar biasa. Ia belajar bahwa Tuhan sanggup bekerja melalui cara-cara yang di luar pemahaman manusiawi, dan bahwa dalam kehadiran-Nya, segala sesuatu mungkin terjadi.
Keluaran 3:3 menginspirasi kita untuk memiliki sikap yang serupa dengan Musa. Ketika kita dihadapkan pada hal-hal yang tampak mustahil atau luar biasa dalam hidup kita, marilah kita juga memiliki keberanian untuk "menyimpang" dan mengamati. Ini berarti kita perlu berhenti sejenak dari kesibukan sehari-hari, membuka hati dan pikiran kita, serta mencari makna di balik kejadian-kejadian tersebut. Adakah kehadiran Tuhan yang tersirat di dalamnya? Adakah panggilan ilahi yang sedang disampaikan kepada kita?
Api yang tak terbakar pada semak duri adalah simbol harapan dan kekuatan ilahi. Ini mengingatkan kita bahwa Tuhan senantiasa hadir, bahkan di saat-saat yang paling sulit sekalipun. Ia mampu melindungi dan membimbing umat-Nya melalui segala bentuk kesulitan, sama seperti api yang melindungi semak duri dari kehancuran. Pengalaman Musa ini menjadi pengingat abadi bahwa dengan iman, kita dapat menyaksikan dan mengalami kebesaran Tuhan yang bekerja dalam kehidupan kita, membawa kita menuju tujuan-Nya yang mulia. Kata kunci "keluaran 3 3" mengingatkan kita pada momen transformatif ini.