Keluaran 35:14

"Juga minyak untuk penerangan, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk pembakaran ukupan." Simbol minyak dan api suci Persembahan yang Berkilau

Makna Keindahan dalam Persembahan

Ayat Keluaran 35:14 berbicara tentang persembahan yang diperintahkan Tuhan untuk pembangunan Kemah Suci. Di dalamnya, disebutkan secara spesifik tentang minyak untuk penerangan, rempah-rempah untuk minyak urapan, dan untuk pembakaran ukupan. Ini bukan sekadar daftar bahan, melainkan petunjuk tentang kesungguhan, keindahan, dan kekudusan yang seharusnya menyertai ibadah kepada Tuhan.

Minyak zaitun berkualitas tinggi, yang diyakini sebagai bahan utama minyak penerangan dan urapan, melambangkan kemurnian, cahaya, dan kesucian. Dalam tradisi Yahudi, cahaya yang dihasilkan oleh pelita di Kemah Suci adalah simbol kehadiran Tuhan yang menerangi kegelapan dunia. Begitu pula, minyak urapan digunakan untuk menguduskan para imam dan peralatan, menandakan bahwa mereka dipilih dan dipisahkan untuk melayani Tuhan dengan cara yang istimewa.

Rempah-rempah yang digunakan untuk ukupan memberikan aroma yang harum dan menyenangkan. Ini mengingatkan kita bahwa doa-doa kita seperti ukupan yang dipersembahkan kepada Tuhan (Wahyu 5:8). Aroma yang sedap adalah simbol doa yang naik ke hadirat Tuhan, doa yang tulus, penuh hormat, dan disertai pujian.

Perintah untuk menggunakan bahan-bahan yang indah dan berharga ini mengajarkan kita bahwa Tuhan layak menerima yang terbaik dari kita. Keindahan bukan hanya masalah estetika, tetapi juga mencerminkan kualitas dan kesungguhan hati. Ketika kita mempersembahkan waktu, talenta, atau harta kita kepada Tuhan, hendaknya kita melakukannya dengan sukacita dan keinginan untuk menghasilkan karya yang terbaik, sama seperti bahan-bahan yang dipilih untuk Kemah Suci.

Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini mendorong kita untuk melihat keindahan tidak hanya pada benda fisik, tetapi juga pada tindakan pengabdian. Persembahan, sekecil apapun, ketika diberikan dengan hati yang tulus dan penuh syukur, dapat menjadi sesuatu yang indah di mata Tuhan. Keterlibatan aktif dalam komunitas, pelayanan sesama, dan ekspresi iman melalui seni atau karya kreatif, semuanya bisa menjadi bentuk persembahan yang memperkaya kehidupan rohani dan menginspirasi orang lain.

Penting untuk diingat bahwa makna di balik persembahan ini bukan pada kuantitas atau nilai material semata, melainkan pada kualitas hati yang mempersembahkannya. Tuhan melihat hati. Keindahan yang sesungguhnya berasal dari kasih, ketaatan, dan kerinduan untuk memuliakan nama-Nya dalam segala aspek kehidupan kita. Mari kita terus berusaha mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan, bukan karena paksaan, melainkan karena kesadaran akan kasih-Nya yang tak terhingga, menciptakan keindahan yang mendalam dalam setiap tindakan pelayanan dan pujian kita.