Keluaran 35: Persembahan untuk Kemah Suci

"Dan Musa memanggil seluruh jemaah Israel, dan berkata kepada mereka: "Inilah perkataan yang diperintahkan TUHAN, supaya kamu melakukannya: Pada hari yang keenam, ambillah dari barang-barangmu persembahan untuk TUHAN. Setiap orang yang rela hati, hendaklah membawa persembahan untuk TUHAN berupa emas, perak, tembaga, kain ungu, kain kirmizi, kain lenan halus, bulu kambing, kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit kayu penaga, kayu penaga, permata dan rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk kemenyan. Dan dari kamu haruslah orang-orang yang cakap, untuk mengerjakannya, dan setiap orang yang hatinya tergerak oleh Roh hikmat, supaya mereka membuat segala yang diperintahkan TUHAN, yaitu Kemah itu, perabotannya, atapnya, pintu gerbangnya, mezbahnya, segala perkakasnya dan pakaian imamnya." (Keluaran 35:4-19)

Simbol Persembahan Kemah Suci

Makna Mendalam Persembahan dalam Keluaran 35

Pasal 35 dari Kitab Keluaran merupakan momen penting dalam narasi Israel. Setelah menerima instruksi rinci mengenai pembangunan Kemah Suci dan segala perlengkapannya, TUHAN memberikan penegasan melalui Musa mengenai bagaimana persembahan itu harus dikumpulkan. Ayat kunci seperti "Keluaran 35:24" secara implisit menyoroti dorongan bagi setiap individu yang memiliki hati yang rela untuk berkontribusi.

Perintah ini bukan sekadar pengumpulan materi, melainkan sebuah ujian iman dan ketaatan. TUHAN tidak menginginkan persembahan yang dipaksakan atau diberikan dengan berat hati. Sebaliknya, Ia menekankan adanya motivasi internal: "Setiap orang yang rela hati, hendaklah membawa persembahan untuk TUHAN..." Hal ini mengajarkan bahwa persembahan yang tulus, yang berasal dari keinginan hati yang sesungguhnya, memiliki nilai yang jauh lebih besar di mata Tuhan.

Keluaran 35 24: Jantung Persembahan yang Tulus

Meskipun ayat spesifik "Keluaran 35:24" tidak secara langsung tertulis demikian dalam banyak terjemahan Alkitab, semangatnya terpancar kuat dalam keseluruhan instruksi pengumpulan persembahan di pasal ini. Intinya adalah **dorongan untuk memberikan dari apa yang dimiliki, dengan hati yang sukarela.** Konsep "Keluaran 35 24" merangkum esensi dari semangat pemberian yang tulus, yang menjadi dasar seluruh pembangunan Kemah Suci. Persembahan ini mencakup berbagai macam barang berharga, mulai dari logam mulia seperti emas dan perak, hingga kain-kain berkualitas tinggi seperti ungu, kirmizi, dan lenan halus. Ini menunjukkan bahwa TUHAN menerima segala bentuk persembahan yang diberikan dengan hati yang benar.

Lebih dari sekadar nilai materi, persembahan ini adalah ekspresi penyembahan dan pengabdian kepada TUHAN. Melalui pemberian ini, umat Israel turut serta dalam mewujudkan kehadiran TUHAN di tengah-tengah mereka. Ini adalah sebuah panggilan untuk keaktifan dalam iman, bukan hanya sebagai penerima pasif.

Keahlian dan Karunia untuk Melayani

Menariknya, instruksi ini juga mencakup pengumpulan orang-orang yang memiliki keahlian dan karunia khusus. "Dan dari kamu haruslah orang-orang yang cakap, untuk mengerjakannya, dan setiap orang yang hatinya tergerak oleh Roh hikmat..." Hal ini menegaskan bahwa pembangunan Kemah Suci bukan hanya tanggung jawab para pemimpin atau orang-orang tertentu, melainkan melibatkan seluruh komunitas sesuai dengan kemampuan dan karunia yang diberikan oleh Tuhan.

Keluaran 35 mengingatkan kita bahwa pelayanan kepada Tuhan melibatkan pemberian materi dan pemberian diri. Kedua aspek ini saling melengkapi dan menunjukkan keseluruhan dedikasi kepada Sang Pencipta. Semangat "Keluaran 35 24"—yaitu pemberian yang rela hati dan sukarela—menjadi fondasi yang kokoh bagi setiap tindakan pelayanan dan persembahan yang kita berikan dalam kehidupan iman kita. Ini adalah pelajaran berharga yang relevan hingga saat ini, menekankan pentingnya motivasi hati yang benar dalam segala sesuatu yang kita persembahkan untuk Tuhan dan sesama.