"Dan setiap perempuan yang hatinya digerakkan oleh hikmat, ditugaskannya mengerjakannya, baik yang memintal bulu kambing."
Keluaran 35:26 mengingatkan kita pada semangat pengabdian yang luar biasa dari umat Israel dalam membangun Kemah Suci. Ayat ini secara khusus menyoroti peran perempuan, di mana mereka yang "hatinya digerakkan oleh hikmat" ditugaskan untuk berkontribusi. Frasa "hatinya digerakkan oleh hikmat" adalah kunci utama. Ini bukan sekadar tugas yang dibebankan, melainkan sebuah dorongan intrinsik, sebuah panggilan dari dalam hati yang diilhami oleh kebijaksanaan ilahi. Dorongan ini memicu kreativitas dan keinginan untuk berkontribusi dengan segenap kemampuan.
Keluaran 35:26 secara spesifik menyebutkan tentang "memintal bulu kambing". Ini adalah gambaran yang sangat konkret tentang pekerjaan tangan yang membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan keahlian. Di zaman kuno, memintal adalah tugas yang fundamental, menjadi dasar bagi pembuatan berbagai perlengkapan seperti kain untuk tenda, pakaian, dan tali. Dengan menyebutkan pekerjaan ini, Kitab Suci menggarisbawahi bahwa setiap jenis kontribusi, sekecil atau serumit apapun, memiliki nilai yang sama berharganya di hadapan Tuhan, asalkan dilakukan dengan hati yang tulus dan hikmat yang diberikan.
Fokus pada "keluaran 35 26" mengarahkan kita pada konsep kontribusi yang sukarela dan penuh kasih. Tidak ada paksaan, tidak ada imbalan yang diharapkan di dunia ini. Sebaliknya, motivasi yang menggerakkan adalah kesadaran akan kebaikan yang lebih besar, yaitu kemuliaan Tuhan dan pembangunan tempat kediaman-Nya. Perasaan memiliki dan kepedulian terhadap proyek bersama inilah yang mendorong setiap individu untuk memberikan yang terbaik.
Dalam konteks modern, makna dari Keluaran 35:26 tetap relevan. Kita semua dipanggil untuk menggunakan karunia dan bakat yang Tuhan berikan untuk melayani, baik dalam komunitas iman kita maupun di tengah masyarakat. Ini bisa berupa kreativitas dalam seni, kemampuan dalam organisasi, kepedulian dalam pelayanan kasih, atau bahkan ketekunan dalam pekerjaan sehari-hari. Selama motivasi kita adalah hati yang digerakkan oleh hikmat dan kerinduan untuk memuliakan Tuhan, setiap usaha kita menjadi berharga.
Keluaran 35:26 mengajarkan kita bahwa keberhasilan suatu proyek besar tidak hanya bergantung pada para pemimpin atau para ahli, tetapi juga pada kontribusi setiap individu. Semangat sukarela, ketulusan, dan kreativitas yang datang dari hati adalah bahan bakar yang paling penting. Ketika setiap orang merasa termotivasi untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan hikmat yang dimilikinya, maka sebuah karya yang luar biasa dapat terwujud, memancarkan keindahan dan kemuliaan, seperti halnya Kemah Suci yang dibangun oleh umat Israel.
Ayat ini juga mengingatkan kita untuk tidak meremehkan pekerjaan yang dianggap "sederhana" atau "biasa". Memintal bulu kambing, meskipun terdengar sederhana, adalah fondasi penting. Demikian pula, tugas-tugas yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, ketika dilakukan dengan motivasi yang benar, dapat menjadi bagian integral dari sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih mulia. Hikmat ilahi membimbing kita untuk melihat nilai dalam setiap aspek pelayanan dan kontribusi.