Keluaran 35 4: Persembahan untuk Kemuliaan-Nya

"Berkatalah Musa kepada segenap jemaah Israel: 'Inilah yang diperintahkan TUHAN:

Makna Mendalam Persembahan dalam Firman Tuhan

Ayat Keluaran 35 ayat 4 menjadi pembuka yang sangat penting dalam narasi tentang pembangunan Kemah Suci. Musa, sang pemimpin umat pilihan, menyampaikan instruksi langsung dari Tuhan. Kata kunci di sini adalah "persembahan". Ini bukanlah sekadar permintaan biasa, melainkan sebuah panggilan untuk berpartisipasi aktif dalam mewujudkan tempat kediaman Tuhan di tengah umat-Nya. Persembahan yang diminta bukanlah barang sembarangan, melainkan sesuatu yang berharga, berasal dari hati yang tulus dan kerelaan.

Perintah ini menekankan bahwa segala sesuatu yang dipersembahkan haruslah merupakan "ambil dari kamu". Frasa ini mengandung makna ganda: pertama, bahwa persembahan harus berasal dari kepemilikan mereka, dan kedua, bahwa persembahan itu hendaknya yang terbaik dari apa yang mereka miliki. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya ketulusan dan kualitas dalam memberikan sesuatu, terutama ketika itu dipersembahkan untuk tujuan ilahi.

Sifat Persembahan: Ketulusan dan Kerelaan

Lebih jauh lagi, teks ini tidak hanya berbicara tentang objek persembahan, tetapi juga tentang sikap hati di baliknya. Keluaran 35:5-9 merinci jenis-jenis persembahan yang diinginkan, mulai dari emas, perak, perunggu, benang, kain, kulit, hingga kayu penaga, minyak, rempah-rempah, dan batu permata. Keberagaman bahan ini menunjukkan bahwa Tuhan menerima persembahan dari berbagai sumber dan tingkat kemampuan, asalkan diberikan dengan hati yang bersukacita.

Penting untuk dicatat bahwa perintah ini datang setelah Tuhan memberikan instruksi yang detail mengenai pembangunan Kemah Suci dan segala isinya. Ini berarti persembahan bukanlah tindakan spontan belaka, melainkan bagian integral dari rencana Tuhan. Tuhan tidak hanya menginginkan sebuah bangunan, tetapi sebuah bangunan yang dibangun dengan partisipasi aktif dan sukarela dari umat-Nya. Ini mengajarkan kita bahwa iman bukan hanya tentang keyakinan, tetapi juga tentang tindakan nyata yang mencerminkan keyakinan tersebut.

Implikasi Modern dari Perintah Persembahan

Meskipun konteks historisnya adalah pembangunan Kemah Suci, prinsip di balik Keluaran 35:4 tetap relevan hingga kini. Perintah ini menggarisbawahi bahwa Tuhan menghargai setiap pemberian yang diberikan dengan tulus dan rela hati. Baik itu persembahan waktu, talenta, tenaga, atau materi, semuanya memiliki nilai di hadapan-Nya ketika diberikan untuk memuliakan nama-Nya dan melayani sesama.

Dalam dunia modern, konsep persembahan ini bisa diwujudkan dalam berbagai cara. Gereja dan organisasi keagamaan seringkali mengandalkan persembahan dari jemaatnya untuk mendukung pelayanan, misi, dan pemeliharaan fasilitas. Namun, makna Keluaran 35:4 melampaui sekadar memberikan uang. Ini adalah ajakan untuk memberikan yang terbaik dari diri kita dalam setiap aspek kehidupan kita, sebagai bentuk penyembahan dan ungkapan syukur kepada Tuhan yang telah memberikan segalanya kepada kita. Persembahan yang lahir dari hati yang penuh syukur dan kerelaan akan selalu menjadi persembahan yang berkenan di hadapan-Nya.