Keluaran 36:35

"Dan TUHAN Allah membuat rencana kepada mereka, dan mereka memberikan segala benda yang diserahkan Allah kepada mereka itu, untuk digunakan dalam pekerjaan pekerjaan kudus."
Persembahan Mulia

Ayat dari Kitab Keluaran, khususnya Keluaran 36:35, menawarkan sebuah perspektif yang mendalam tentang sifat pemberian dan bagaimana rencana ilahi diwujudkan melalui tangan-tangan manusia. Frasa "Dan TUHAN Allah membuat rencana kepada mereka" menggarisbawahi bahwa setiap tindakan persembahan yang tulus berakar pada pemahaman akan kehendak Tuhan. Ini bukanlah tindakan spontan tanpa arah, melainkan sebuah respons yang terarah, sebuah partisipasi aktif dalam karya yang lebih besar. Ketika kita berbicara tentang "keluaran 36 35", kita merujuk pada momen krusial dalam narasi Alkitab yang menggambarkan proses pembangunan Kemah Suci.

Peristiwa ini bukan sekadar tentang pembangunan fisik sebuah tempat ibadah. Lebih dari itu, ini adalah sebuah simbolisasi bagaimana Tuhan berinteraksi dengan umat-Nya, dan bagaimana umat-Nya, melalui ketaatan dan kemurahan hati, turut ambil bagian dalam mewujudkan rancangan-Nya. "dan mereka memberikan segala benda yang diserahkan Allah kepada mereka itu, untuk digunakan dalam pekerjaan pekerjaan kudus." Pernyataan ini menyoroti aspek kunci dari pemberian yang diberkati. Segala sesuatu yang dimiliki oleh umat Israel, baik itu emas, perak, kain berwarna, atau permata, pada dasarnya berasal dari Tuhan. Pemberian mereka bukanlah pengeluaran dari harta milik pribadi yang tidak ternilai, melainkan pengembalian dan penggunaan kembali apa yang sudah dipercayakan oleh Sang Pencipta.

Makna Pemberian dalam Rancangan Tuhan

Kisah ini mengajarkan bahwa pemberian yang tulus selalu bersifat sukarela dan dilakukan dengan hati yang gembira. Tidak ada paksaan dalam tindakan ini; sebaliknya, ada dorongan internal yang timbul dari kesadaran akan berkat dan kasih karunia Tuhan. Umat Israel memberikan dengan sukarela bukan karena mereka kekurangan, tetapi karena mereka ingin mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan. "Keluaran 36 35" menekankan bahwa ketika pemberian diarahkan untuk tujuan ilahi, itu menjadi sesuatu yang kudus. Benda-benda yang awalnya mungkin hanya dianggap sebagai harta duniawi, ketika dipersembahkan dan digunakan dalam pekerjaan Tuhan, mendapatkan makna dan nilai spiritual yang baru.

Lebih jauh lagi, ayat ini mengindikasikan adanya sebuah proses perencanaan ilahi. Tuhan tidak hanya menerima apa yang dipersembahkan, tetapi Dia yang pertama kali memberikan ide dan arahan tentang bagaimana persembahan itu harus digunakan. Ini adalah pengingat bahwa dalam setiap aspek kehidupan kita, terutama dalam hal memberi, kita dipanggil untuk menyelaraskan diri dengan kehendak Tuhan. Setiap sumber daya yang kita miliki, baik itu waktu, talenta, maupun materi, adalah titipan dari Tuhan. Bagaimana kita mengelolanya, dan untuk tujuan apa kita menggunakannya, adalah pertanyaan yang penting. Ayat "keluaran 36 35" menjadi panduan bahwa penggunaan sumber daya tersebut untuk pekerjaan yang mulia dan sesuai dengan kehendak-Nya akan membawa berkat dan pengudusan.

Melalui kisah ini, kita diajak untuk merenungkan pentingnya sikap hati dalam memberi. Pemberian yang lahir dari kasih dan kesadaran akan kebaikan Tuhan jauh lebih berharga daripada jumlah nominalnya. Ketika kita memberikan dengan tulus, kita sedang berpartisipasi dalam karya Tuhan di dunia, meneruskan kebaikan dan keindahan-Nya. Mari kita belajar dari teladan umat Israel dalam Keluaran 36:35, di mana setiap pemberian, yang berasal dari Tuhan dan diarahkan kembali kepada-Nya, menjadi bagian dari rancangan-Nya yang agung dan kudus.