"Dan halaman sekelilingnya, di sebelah selatan, empat puluh hasta, dengan tiang-tiangnya dua puluh, dan alas-alasnya dua puluh, dan talinya dua puluh."
Ayat Keluaran 38:17, meskipun sekilas tampak seperti deskripsi teknis pembangunan Kemah Suci, menyimpan makna yang lebih dalam mengenai keteraturan, proporsi, dan keindahan yang dikehendaki Tuhan. Ayat ini merinci ukuran dan elemen-elemen spesifik dari halaman luar Kemah Suci, termasuk panjangnya empat puluh hasta, serta jumlah tiang, alas, dan tali yang digunakan. Dalam konteks Kitab Keluaran, setiap detail pembangunan Kemah Suci memiliki tujuan ilahi, mencerminkan kekudusan Tuhan dan cara Dia berinteraksi dengan umat-Nya.
Fokus pada ukuran dan jumlah yang tepat dalam ayat ini, seperti "empat puluh hasta" dan "dua puluh", menunjukkan pentingnya presisi dan perhatian terhadap detail dalam pekerjaan yang dipersembahkan kepada Tuhan. Ini bukan sekadar masalah estetika, tetapi juga simbol dari keakuratan dan kesetiaan yang harus dipegang dalam melayani Dia. Keempat puluh hasta, misalnya, bisa diinterpretasikan sebagai representasi dari periode ujian atau persiapan yang signifikan, seperti empat puluh tahun bangsa Israel di padang gurun, sebelum mereka akhirnya memasuki tanah perjanjian.
Lebih jauh lagi, penyebutan tiang-tiang, alas-alas, dan tali menyiratkan fondasi yang kuat, struktur yang kokoh, dan keterikatan yang aman. Dalam konteks spiritual, ini bisa diartikan sebagai pentingnya memiliki dasar iman yang teguh, hidup yang terstruktur sesuai kehendak Tuhan, dan hubungan yang erat dengan-Nya melalui doa dan ketaatan. Halaman Kemah Suci menjadi area transisi, tempat umat Israel berkumpul sebelum memasuki ruang yang lebih kudus. Ini menekankan peran komunitas dan bagaimana persiapan bersama adalah bagian integral dari perjalanan rohani.
Keluaran 38:17 memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana segala sesuatu yang diperuntukkan bagi tujuan ilahi harus dibangun dengan presisi dan kehati-hatian. Ini adalah ajakan untuk tidak mengabaikan detail kecil dalam kehidupan kita, karena seringkali hal-hal kecil itulah yang menopang struktur yang lebih besar. Baik dalam ibadah, dalam keluarga, maupun dalam pekerjaan, mari kita terapkan prinsip keteraturan dan ketelitian yang diajarkan oleh ayat ini, sehingga apa pun yang kita bangun dapat menjadi kesaksian yang indah bagi kemuliaan Tuhan.