T

Keluaran 38 25: Kemegahan Tabernakel Sang Pencipta

"Dan dari emas murni dan dari tembaga dari kurban yang dipersembahkan, serta dari kain ungu kebiruan dan dari kain ungu kemerah-merahan dan dari kain lenan halus, mereka mengolahnya."

Kitab Keluaran, pasal 38 ayat 25, membukakan mata kita pada detail-detail yang luar biasa dari pembangunan Tabernakel. Ini bukan sekadar sebuah bangunan, melainkan sebuah manifestasi fisik dari hadirat Allah di tengah umat-Nya. Ayat ini secara spesifik menyoroti material-material indah yang digunakan, sebuah perpaduan harmonis antara logam mulia dan kain-kain yang paling berharga.

Perhatikan bagaimana emas murni dan tembaga yang berasal dari kurban yang dipersembahkan menjadi bahan utama. Emas, dengan kilaunya yang abadi, melambangkan kesucian, kemuliaan, dan ketuhanan Allah. Ia adalah simbol kekayaan surgawi yang tak ternilai. Sementara itu, tembaga, yang diperoleh dari kurban, mengingatkan pada pengorbanan yang diperlukan untuk mendekat kepada Allah. Ini adalah pengingat bahwa setiap aspek dari ibadah dan kedekatan dengan Sang Pencipta selalu berakar pada pengorbanan.

Lebih lanjut, penyebutan kain ungu kebiruan, ungu kemerah-merahan, dan lenan halus menambah dimensi kemegahan dan keindahan. Warna-warna ungu, yang seringkali diasosiasikan dengan kerajaan dan kemuliaan, menunjukkan martabat ilahi. Kain lenan halus, yang dikenal karena kelembutan dan kemurniannya, mungkin melambangkan kesucian dan ketulusan hati yang dipersembahkan dalam ibadah. Kombinasi material ini bukan hanya masalah estetika, tetapi setiap elemen memiliki makna teologis yang mendalam. Mereka bersama-sama menciptakan tempat yang layak bagi Allah untuk berdiam.

Makna Simbolis dan Implementasi

Ayat keluaran 38 25 memberikan gambaran yang kaya tentang bagaimana umat Israel secara sukarela dan dengan keahlian yang dianugerahkan oleh Tuhan mengolah bahan-bahan tersebut. Perintah untuk membangun Tabernakel bukan hanya sekadar tugas, tetapi sebuah kesempatan untuk berpartisipasi dalam rencana ilahi. Setiap helai kain, setiap sentuhan logam, adalah ekspresi dari iman dan ketaatan mereka. Ini mengajarkan kita bahwa dalam setiap aspek kehidupan kita, termasuk bagaimana kita mengelola sumber daya yang diberikan Tuhan, semuanya dapat menjadi bentuk penyembahan yang mulia.

Keluaran 38 25 juga menekankan pentingnya detail dan kualitas. Pembangunan Tabernakel tidak dilakukan dengan asal-asalan. Tuhan memberikan instruksi yang sangat spesifik, dan umat Israel merespons dengan kerajinan tangan yang luar biasa. Ini seharusnya menjadi dorongan bagi kita untuk memberikan yang terbaik dalam segala hal yang kita lakukan bagi Tuhan. Apakah itu dalam pelayanan gereja, pekerjaan profesional, atau hubungan pribadi, kualitas dan ketulusan adalah kunci.

Dalam konteks yang lebih luas, Tabernakel adalah bayangan dari penggenapan yang lebih besar. Perjanjian Baru mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah Tabernakel yang sesungguhnya, tempat Allah berdiam di antara manusia. Melalui Dia, kita memiliki akses penuh kepada Allah, dan iman kita kepada-Nya adalah kain lenan halus yang dikenakan oleh orang-orang kudus. Kemegahan Tabernakel fisik hanyalah sebuah petunjuk dari kemuliaan yang lebih besar yang tersedia bagi kita melalui Kristus.

Oleh karena itu, renungan pada keluaran 38 25 bukan hanya tentang sejarah kuno, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat menerapkan prinsip-prinsip yang sama dalam kehidupan rohani kita saat ini. Mari kita menghargai keindahan, kekudusan, dan pengorbanan yang menjadi inti dari hubungan kita dengan Allah, dan berikan yang terbaik dari diri kita sebagai respons terhadap kasih karunia-Nya yang luar biasa.