Keluaran 4 5: Keajaiban dan Panggilan Musa

"Dan TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang ada di tanganmu itu?" Jawabnya: "Gada." (Keluaran 4:2)

Simbol tongkat Musa dan nyala api Gada Api

Kitab Keluaran, pasal 4, ayat 2, merupakan titik krusial dalam narasi Kitab Suci yang menceritakan tentang panggilan Musa oleh Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Pertanyaan sederhana dari Tuhan, "Apakah yang ada di tanganmu itu?" bukanlah pertanyaan yang tidak tahu. Sebaliknya, ini adalah cara Tuhan untuk mengalihkan perhatian Musa, mempersiapkannya, dan menunjukkan kepadanya bagaimana alat yang paling biasa pun dapat diubah menjadi instrumen keajaiban ilahi. Jawaban Musa, "Gada," yang merupakan simbol kesederhanaan dan kepemilikan pribadi, akan segera menjadi pusat dari serangkaian mukjizat yang akan mengguncang Mesir.

Gada yang dipegang Musa, sebuah alat yang biasa digunakan para gembala untuk membimbing dan melindungi domba-domba mereka, melambangkan kehidupan Musa sebelumnya di Midian, di mana ia menjadi seorang gembala. Ini adalah pengingat akan kerendahan hati dan keterbatasannya sebagai manusia biasa. Namun, ketika dikontekstualisasikan dalam rencana ilahi, gada itu bukan lagi sekadar kayu biasa. Tuhan akan mengubahnya menjadi kuasa yang luar biasa. Ini adalah pelajaran berharga bagi kita: seringkali Tuhan menggunakan hal-hal yang sederhana dan tampaknya tidak signifikan dalam hidup kita untuk melakukan hal-hal besar. Kualitas, kemampuan, atau bahkan kesulitan yang kita miliki dapat menjadi alat yang ampuh di tangan Tuhan jika kita bersedia menyerahkannya kepada-Nya.

Lebih lanjut, ayat ini juga menyoroti proses persiapan ilahi. Tuhan tidak langsung memerintahkan Musa untuk melakukan tindakan besar tanpa adanya persiapan. Melalui pertanyaan ini, Tuhan menguji iman Musa dan kesediaannya untuk mempercayai kuasa Tuhan yang melampaui pemahaman manusia. Perubahan gada menjadi ular dan kemudian kembali menjadi gada adalah demonstrasi nyata dari kekuasaan Tuhan atas ciptaan-Nya, sebuah tanda yang akan menjadi bukti bagi Musa dan kemudian bagi bangsa Israel bahwa Tuhan benar-benar menyertainya.

Keluaran 4:2 mengingatkan kita bahwa panggilan Tuhan seringkali datang dengan kesadaran akan keterbatasan diri. Musa, yang pernah melarikan diri karena membunuh seorang Mesir, kini merasa tidak layak untuk menghadapi Firaun. Namun, Tuhan tidak memilih yang paling mampu, tetapi yang paling mau. Dia memperlengkapi orang yang dipanggil-Nya. Gada itu menjadi simbol transformasi, dari kepemilikan pribadi menjadi instrumen kuasa ilahi, dari keraguan menjadi keberanian, dan dari ketidakberdayaan menjadi alat pembebasan. Ini adalah gambaran kuat tentang bagaimana Tuhan dapat mengambil apa yang kita miliki, sekecil atau sesederhana apa pun, dan menggunakannya untuk tujuan yang mulia dan tak terduga dalam rencana-Nya.