Keluaran 7:20

"Dan Musa dan Harun melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN. Harun mengangkat tongkatnya dan memukul air Sungai Nil, di depan mata Firaun dan di depan mata para hambanya; maka semua air di Sungai Nil berubah menjadi darah."

Simbol Perubahan & Kuasa

Ilustrasi visual kekuatan transformatif.

Ayat Keluaran 7:20 adalah salah satu momen paling dramatis dalam kisah pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Ayat ini menggambarkan bagaimana Musa dan Harun, atas perintah langsung dari TUHAN, melakukan sebuah mukjizat yang luar biasa: mengubah seluruh air Sungai Nil menjadi darah. Peristiwa ini bukan sekadar pertunjukan kekuatan, melainkan sebuah tanda yang memiliki makna mendalam bagi bangsa Mesir dan bagi umat pilihan-Nya.

Keluaran 7:20 secara gamblang menceritakan tindakan Harun yang mengangkat tongkat, alat yang seringkali menjadi simbol kuasa ilahi dan arahan, lalu memukulkannya ke Sungai Nil. Reaksi seketika adalah transformasi total air. Sungai Nil yang vital bagi kehidupan Mesir, yang seringkali dianggap sebagai dewa oleh bangsa itu sendiri, kini berubah menjadi merah darah. Ini adalah pukulan telak bagi kepercayaan dan kebanggaan bangsa Mesir, sekaligus demonstrasi kekuasaan TUHAN yang melampaui dewa-dewa mereka.

Efek dari kejadian ini sangat luas. Sungai Nil, sumber air minum, irigasi, dan transportasi bagi Mesir, menjadi tidak berguna dan bahkan menjijikkan. Ikan-ikan mati, bau busuk menyebar, dan bangsa Mesir harus mencari sumber air lain yang jauh lebih sulit didapatkan. Ini adalah awal dari serangkaian tulah yang dilepaskan TUHAN ke atas Mesir, masing-masing dirancang untuk menghancurkan kekuatan Firaun dan meyakinkannya untuk membiarkan bangsa Israel pergi.

Bagi kita yang membaca kisah ini, Keluaran 7:20 mengingatkan kita akan beberapa kebenaran penting. Pertama, ini adalah penegasan akan kuasa ilahi yang tak terbatas. TUHAN adalah Pencipta segalanya, dan Dia memiliki otoritas penuh atas alam semesta, termasuk air yang menopang kehidupan. Mukjizat ini menunjukkan bahwa apa yang tampaknya mustahil bagi manusia, adalah mungkin bagi TUHAN.

Kedua, ayat ini menekankan kesetiaan TUHAN pada janji-Nya. Dia telah berjanji untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan, dan Dia menggunakan setiap cara yang diperlukan untuk mewujudkan janji tersebut. Tindakan Musa dan Harun adalah perwujudan dari kehendak ilahi yang bekerja di dunia.

Ketiga, Keluaran 7:20 juga mengajarkan tentang konsekuensi dari penolakan terhadap kehendak Tuhan. Firaun terus-menerus mengeraskan hatinya, menolak untuk mendengarkan perkataan TUHAN. Akibatnya, Mesir mengalami penderitaan yang hebat. Ini menjadi peringatan bagi kita untuk tidak mengabaikan panggilan dan peringatan Tuhan, karena penolakan dapat membawa konsekuensi yang berat.

Meskipun ayat ini berbicara tentang bencana, namun di balik itu terdapat pesan harapan dan pembebasan. Darah yang memenuhi Sungai Nil adalah tanda dari sebuah akhir, tetapi juga awal dari sebuah perjalanan baru bagi bangsa Israel menuju tanah perjanjian. Dengan memahami Keluaran 7:20, kita dapat lebih menghargai kebesaran Tuhan, kesetiaan-Nya, dan pentingnya ketaatan dalam perjalanan iman kita.