Keluaran 7 8: Keajaiban dan Mukjizat Musa

"TUHAN berfirman kepada Musa: 'Lihatlah, Aku telah menjadikan engkau allah bagi Firaun; dan Harun, kakakmu, akan menjadi nabimu.' " (Keluaran 7:1)

Kitab Keluaran, khususnya pasal 7 ayat 8 hingga seterusnya, membawa kita pada babak krusial dalam kisah pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Ayat-ayat ini tidak hanya mencatat perintah Tuhan kepada Musa dan Harun, tetapi juga menggambarkan awal mula dari serangkaian mukjizat yang akan mengguncang Mesir dan membuktikan kekuasaan ilahi.

Ketika Tuhan berfirman kepada Musa, "Lihatlah, Aku telah menjadikan engkau allah bagi Firaun; dan Harun, kakakmu, akan menjadi nabimu" (Keluaran 7:1), sebuah pesan yang sangat kuat tersampaikan. Musa, seorang gembala yang sebelumnya merasa tidak mampu, kini diangkat menjadi utusan ilahi dengan otoritas yang setara dengan dewa di mata Firaun. Harun, saudaranya, diberi peran sebagai juru bicara yang menyampaikan firman Tuhan. Ini adalah penegasan bahwa setiap individu, sekecil apapun latar belakangnya, dapat diangkat dan diberdayakan oleh Tuhan untuk melaksanakan kehendak-Nya.

Dalam Keluaran 7:8, Tuhan kembali berfirman, "Pergilah engkau dan Harun menghadap Firaun dan katakan kepadanya: Beginilah firman TUHAN, Biarkan umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku." Perintah ini sangat langsung dan tegas. Permintaan untuk membiarkan umat Israel pergi bukanlah sekadar permohonan, melainkan sebuah perintah yang mengandung konsekuensi jika tidak dipatuhi. Misi Musa dan Harun sangat jelas: membujuk Firaun dengan cara yang penuh hikmat dan otoritas yang diberikan Tuhan.

Namun, Firaun yang keras hati menolak untuk mematuhi. Di sinilah mukjizat pertama dari serangkaian sepuluh tulah mulai diungkapkan. Musa dan Harun memenuhi perintah Tuhan dan pergi menghadap Firaun. Harun, dengan tongkatnya, melemparkannya ke hadapan Firaun dan para pegawainya. Seketika, tongkat itu berubah menjadi ular. Ini adalah demonstrasi kekuatan yang tidak dapat ditandingi oleh para penyihir Firaun, yang meskipun dapat melakukan hal serupa melalui sihir mereka, namun ular Harun menelan ular-ular mereka. Kejadian ini menjadi awal pertunjukan kuasa Tuhan yang spektakuler, membuktikan siapa yang sebenarnya memiliki otoritas tertinggi.

Keluaran 7:8 dan ayat-ayat sekitarnya menegaskan bahwa iman dan kepatuhan kepada Tuhan akan membuahkan hasil yang luar biasa. Perintah Tuhan kepada Musa dan Harun adalah titik tolak dari sebuah perjuangan epik. Perjuangan ini tidak hanya tentang pembebasan fisik bangsa Israel dari perbudakan, tetapi juga tentang pengenalan identitas Tuhan yang sejati kepada bangsa Mesir dan dunia. Mukjizat-mukjizat yang mengikuti setiap penolakan Firaun adalah bukti nyata bahwa Tuhan berkuasa atas segala ciptaan, termasuk alam, kehidupan, dan bahkan kekuatan kegelapan yang mungkin digunakan oleh Firaun.

Kisah Keluaran 7:8 mengingatkan kita bahwa dalam setiap tantangan, Tuhan telah memberikan kita apa yang kita butuhkan. Dia memberikan Musa dan Harun firman, otoritas, dan mukjizat. Ini adalah gambaran bahwa ketika kita dipanggil untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan, Dia akan memperlengkapi kita. Kemampuan kita mungkin terbatas, tetapi kuasa Tuhan tidak terbatas. Perjalanan pembebasan Israel, yang diawali dengan perintah sederhana namun penuh kuasa, mengajarkan kita tentang kesabaran, keberanian, dan keyakinan pada janji dan kuasa ilahi yang mampu mengubah situasi yang paling sulit sekalipun.

Ilustrasi tongkat Musa berubah menjadi ular di hadapan Firaun

Makna Mendalam dari Keluaran 7:8

Lebih dari sekadar peristiwa historis, Keluaran 7:8 dan kisah tulah di dalamnya memiliki makna teologis yang dalam. Perintah Tuhan untuk membiarkan umat-Nya pergi adalah manifestasi dari rencana penebusan-Nya. Firaun, sebagai simbol penindasan dan keangkuhan, harus tunduk pada kehendak Tuhan. Setiap tulah yang menimpa Mesir adalah pukulan terhadap dewa-dewa Mesir dan pengakuan atas keunggulan Tuhan Israel.

Kisah ini juga menyoroti pentingnya iman yang teguh. Musa dan Harun dihadapkan pada penolakan dan perlawanan. Namun, mereka terus setia pada perintah Tuhan. Mereka tidak goyah oleh kegagalan awal atau oleh sihir para penyihir Firaun. Keberanian mereka, yang bersumber dari keyakinan pada Tuhan, menjadi inspirasi bagi kita. Mengingat kembali Keluaran 7:8, kita diingatkan bahwa dalam menghadapi kejahatan dan ketidakadilan, kekuatan terbesar kita datang dari Tuhan yang berjanji untuk menyertai dan memimpin umat-Nya menuju kebebasan.