Ayat Keluaran 8:20 merupakan titik krusial dalam kisah pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Firman yang diucapkan oleh TUHAN melalui Musa ini bukan sekadar permintaan, melainkan sebuah perintah ilahi yang tegas. Setelah serangkaian tulah yang dahsyat menimpa Mesir, mulai dari air menjadi darah, katak yang melimpah, hingga nyamuk dan lalat pikat yang mengganggu, Firaun masih saja berkeras hati. Namun, kali ini, TUHAN menetapkan batasan yang jelas: umat-Nya harus diizinkan pergi untuk beribadah kepada-Nya.
Perkataan "Biarlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku" mengandung makna yang mendalam. Ini bukan hanya tentang kebebasan fisik dari penindasan, tetapi juga tentang pemulihan identitas spiritual umat pilihan-Nya. Beribadah kepada TUHAN adalah esensi keberadaan mereka sebagai umat perjanjian. Di tengah kekacauan dan ketakutan yang disebabkan oleh tulah-tulah sebelumnya, perintah ini menegaskan kembali hubungan kudus antara TUHAN dan umat-Nya, serta tujuan utama mereka yang seharusnya terjalin dalam penyembahan yang tulus.
Keluaran 8:20 juga menandai sebuah perubahan dalam pola interaksi ilahi dengan Mesir. Tulah-tulah sebelumnya mungkin bersifat lebih umum dan berdampak luas pada seluruh negeri. Namun, kini, TUHAN mulai menunjukkan perbedaan yang semakin jelas antara umat-Nya dan bangsa Mesir. Ini menjadi prelude bagi tulah berikutnya, yaitu penyakit sampar yang akan memisahkan kawanan ternak orang Mesir dari kawanan ternak orang Israel, serta barah pada manusia dan hewan. Perintah untuk beribadah ini merupakan seruan untuk memisahkan diri dari dunia yang tidak taat dan hidup dalam kekudusan bagi TUHAN.
Perjuangan Musa dan Harun untuk menyampaikan firman ini kepada Firaun tidaklah mudah. Firaun berkali-kali menunjukkan sifat keras kepala dan menolak untuk tunduk pada kekuasaan ilahi. Setiap penolakan berujung pada peningkatan intensitas tulah, yang pada akhirnya membawa Mesir ke ambang kehancuran. Namun, bagi bangsa Israel, perintah ini adalah janji kebebasan yang dinanti-nantikan, sebuah bukti nyata bahwa TUHAN mendengar seruan mereka dan akan bertindak untuk membebaskan mereka dari penderitaan.
Kisah ini memberikan pelajaran berharga bagi kita hingga kini. Seruan untuk beribadah kepada TUHAN adalah panggilan universal bagi setiap orang. Kemerdekaan sejati tidak hanya terletak pada kebebasan dari penindasan duniawi, tetapi juga pada kemampuan untuk menyembah Sang Pencipta dengan tulus dan sepenuh hati. Keluaran 8:20 mengingatkan kita bahwa tujuan hidup kita adalah untuk memuliakan TUHAN, dan dalam ketaatan kepada-Nya, kita menemukan kebebasan dan makna yang sejati.