"Dan TUHAN berfirman kepada Musa: 'Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tongkatmu dan pukul tanah, supaya menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir.'"
Dalam lembaran sejarah yang kaya akan peristiwa luar biasa, catatan mengenai keluarnya bangsa Israel dari perbudakan Mesir merupakan salah satu yang paling monumental. Di antara serangkaian tulah yang ditimpakan kepada Mesir, satu kisah yang menarik perhatian dan sarat makna adalah yang tercatat dalam Keluaran 8, khususnya ayat 4, yang berbunyi, "Dan TUHAN berfirman kepada Musa: 'Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tongkatmu dan pukul tanah, supaya menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir.'"
Ayat ini bukan sekadar laporan tentang salah satu tulah yang spesifik, melainkan sebuah gambaran yang kuat tentang kuasa ilahi yang bekerja melalui hamba-Nya. Perintah ini datang langsung dari TUHAN kepada Musa, yang kemudian diteruskan kepada Harun. Ini menekankan bahwa sumber kekuatan dan otoritas yang mendasari setiap kejadian adalah kehendak Tuhan semata. Tongkat Harun, yang sebelumnya digunakan untuk mukjizat-mukjizat lain, kini menjadi instrumen yang diperintahkan untuk memukul tanah, suatu tindakan sederhana namun berujung pada manifestasi kuasa yang luar biasa.
Dampaknya sungguh mengerikan bagi bangsa Mesir. Nyamuk yang muncul dari debu tanah, memenuhi seluruh Mesir, menggigit manusia dan hewan. Ini bukanlah kejadian alamiah biasa. Kehadiran nyamuk dalam skala masif seperti ini, yang berasal dari tanah itu sendiri, merupakan bukti nyata bahwa Tuhan dapat menggunakan elemen sekecil apapun untuk menunjukkan kebesaran-Nya dan membawa keadilan. Tulah ini, berbeda dari beberapa tulah sebelumnya yang mungkin bisa dipertanyakan sebagai kebetulan atau fenomena alam yang diperkuat, sangat jelas menunjukkan intervensi supranatural.
Keluaran 8:4 mengajarkan kita beberapa hal penting. Pertama, tentang kedaulatan Tuhan. Tidak ada yang luput dari perhatian dan kuasa-Nya, bahkan serangga sekecil nyamuk. Kedua, tentang kesabaran dan ketekunan umat-Nya. Musa dan Harun terus menjalankan perintah Tuhan meskipun menghadapi penolakan dan kesombongan Firaun.
Tulah nyamuk ini juga menjadi simbol kegagalan kekuatan Mesir untuk melawan kekuasaan Ilahi. Para tukang sihir Mesir, yang sebelumnya mampu meniru beberapa tulah awal, tidak berdaya menghadapi fenomena ini. Mereka mengakui, "Inilah pekerjaan jari Allah!" Ini adalah titik balik penting di mana kesadaran akan kekuatan Allah mulai merayap di kalangan bangsa Mesir, bahkan di kalangan para penentang-Nya.
Bagi bangsa Israel, kisah ini menjadi pengingat akan pertolongan Tuhan yang tak terbatas. Dalam situasi perbudakan yang menindas, Tuhan tidak melupakan mereka. Dia bekerja dengan cara yang kadang-kadang sulit dipahami manusia, tetapi selalu demi membebaskan umat-Nya. Nyamuk yang menjadi momok bagi Mesir, bagi Israel, adalah tanda harapan dan awal dari kebebasan yang akan datang.
Ketika kita merenungkan Keluaran 8:4, kita diingatkan bahwa Tuhan memiliki cara-cara-Nya yang unik untuk bekerja. Dia bisa menggunakan hal-hal yang tampaknya kecil dan tidak signifikan untuk menunjukkan kekuatan-Nya yang besar. Ini adalah pesan yang menghibur bagi kita di masa kini, bahwa dalam menghadapi kesulitan atau tantangan, kita dapat bersandar pada Tuhan, yang kuasa-Nya melampaui segala sesuatu yang kita pahami. Kisah ini terus bergaung, mengingatkan kita akan kuasa kemenangan yang diberikan kepada mereka yang percaya dan tunduk pada kehendak-Nya.