Ayat ini berasal dari kitab Keluaran, salah satu kitab dalam Perjanjian Lama yang mencatat kisah keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Musa dan Harun, atas perintah Tuhan, menghadapi Firaun untuk meminta agar umat-Nya dibebaskan. Ketika Firaun menolak, Tuhan mengirimkan serangkaian tulah sebagai tanda kekuasaan-Nya dan peringatan bagi Mesir. Salah satu tulah pertama yang dahsyat adalah perubahan air menjadi darah.
Tulah Air Menjadi Darah
Tulah pertama ini sangat mengerikan. Harun, dengan tongkatnya, diperintahkan untuk mengulurkan tangan ke atas semua sumber air di Mesir, termasuk sungai Nil, kanal-kanal, kolam, dan bejana-bejana air. Seketika itu juga, semua air yang tadinya jernih berubah menjadi darah. Tidak hanya airnya yang berubah warna, tetapi ikan-ikan di dalamnya mati, dan air tersebut menjadi busuk, sehingga tidak dapat diminum oleh orang Mesir. Kejadian ini bukan hanya menimbulkan kengerian visual, tetapi juga krisis yang melumpuhkan. Air adalah sumber kehidupan, dan ketika sumber itu tercemar, seluruh kehidupan di Mesir terancam.
Peristiwa ini menunjukkan kekuatan Tuhan yang mutlak atas ciptaan-Nya. Bukan hanya sekadar perubahan warna, tetapi kualitas air itu sendiri yang berubah secara fundamental. Bahkan para penyihir Mesir, yang konon memiliki kemampuan untuk melakukan hal serupa dengan sihir mereka, tidak mampu membalikkan keadaan ini. Harun mengulurkan tangan, dan mukjizat itu terjadi, menegaskan bahwa kekuatan ilahi jauh melampaui kemampuan manusiawi atau sihir. Ini adalah demonstrasi nyata dari otoritas Tuhan atas alam semesta, membuktikan bahwa Dia adalah Pencipta dan Penguasa segalanya.
Makna Simbolis dan Dampak
Tulah air menjadi darah memiliki makna simbolis yang mendalam. Air sering kali melambangkan kehidupan, kemurnian, dan sumber berkat. Dengan mengubah air menjadi darah, Tuhan menunjukkan bahwa Dia dapat mengambil atau mengendalikan aspek paling fundamental dari kehidupan. Darah sendiri bisa melambangkan kehidupan, tetapi dalam konteks ini, perubahan menjadi darah yang membusuk menunjukkan kehancuran dan kekacauan yang dibawa oleh penolakan terhadap kehendak Tuhan.
Dampak dari tulah ini sangat luas. Ia bukan hanya mempengaruhi kehidupan sehari-hari bangsa Mesir, tetapi juga menimbulkan ketakutan dan kebingungan. Bagi bangsa Israel, tulah ini mungkin menjadi tanda harapan sekaligus bukti bahwa Tuhan mereka jauh lebih kuat daripada dewa-dewa Mesir yang mereka sembah. Peristiwa ini merupakan langkah awal dalam serangkaian tulah yang pada akhirnya akan menggoyahkan hati Firaun dan membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju kebebasan yang dijanjikan. Kejadian ini menjadi pengingat akan kuasa ilahi yang mampu melakukan hal-hal luar biasa, bahkan mengubah elemen dasar kehidupan itu sendiri.