"Luputkanlah juga bangsa ini dari guntur dan hujan es yang dahsyat yang akan datang ini; maka aku akan melepaskan kamu, dan kamu tidak akan ditahan-tahan lagi."
Ayat ini berasal dari Kitab Keluaran, sebuah narasi penting dalam Alkitab yang menceritakan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Dalam pasal 9, Musa dan Harun diperintahkan oleh Tuhan untuk menyampaikan pesan kepada Firaun mengenai tulah-tulah yang akan menimpa Mesir sebagai akibat dari penolakan Firaun untuk membiarkan umat Israel pergi. Tulah hujan es yang dahsyat adalah salah satu dari serangkaian bencana yang dikirimkan Tuhan untuk menunjukkan kekuasaan-Nya dan melembutkan hati Firaun yang keras.
Dalam konteks ini, Musa menyampaikan peringatan dari Tuhan kepada Firaun. Permintaan untuk "meluputkan bangsa ini dari guntur dan hujan es yang dahsyat" bukanlah sebuah permohonan yang lemah, melainkan sebuah kesempatan terakhir yang diberikan Tuhan. Ini menunjukkan belas kasihan Ilahi, bahkan kepada mereka yang telah berulang kali menolak kehendak-Nya. Tuhan memberikan kesempatan bagi Firaun untuk mengakui kekuasaan-Nya dan melepaskan umat Israel, dengan janji bahwa jika ia melakukannya, ia dan rakyatnya akan diselamatkan dari kehancuran yang akan datang.
Kata kunci keluaran 9 28 mengingatkan kita pada momen krusial ini. Ayat ini menyoroti dua aspek penting: peringatan dan tanggung jawab. Peringatan dari Tuhan melalui Musa adalah jelas dan mengerikan – hujan es yang begitu dahsyat hingga membunuh makhluk hidup yang tidak berlindung. Namun, bersamaan dengan peringatan itu, datanglah janji pembebasan dan solusi: pengakuan atas kekuasaan Tuhan dan kepatuhan terhadap perintah-Nya.
Tanggung jawab ada di tangan Firaun. Ia memiliki pilihan: mengabaikan peringatan dan menghadapi murka Tuhan, atau mendengarkan, bertindak, dan mendapatkan perlindungan. Sayangnya, sejarah mencatat bahwa Firaun tetap mengeraskan hatinya, dan hanya segelintir orang Mesir yang bijaksana yang mendengarkan peringatan ini dan melindungi diri serta ternak mereka, sehingga mereka luput dari kehancuran.
Meskipun ayat ini berasal dari narasi sejarah kuno, prinsipnya tetap relevan hingga kini. Tuhan sering kali memberikan peringatan dan kesempatan bagi kita untuk berubah, untuk meninjau kembali jalan hidup kita, dan untuk mendekat kepada-Nya. Peringatan-peringatan ini bisa datang dalam berbagai bentuk: melalui firman-Nya, suara hati nurani, pengalaman hidup, atau bahkan melalui peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di dunia.
Sama seperti Firaun, kita juga dihadapkan pada pilihan. Apakah kita akan mengabaikan suara kebenaran dan terus berjalan di jalan kita sendiri, ataukah kita akan mendengarkan, menerima peringatan itu, dan mengambil tindakan untuk mencari perlindungan dalam kehendak Tuhan? Ayat keluaran 9 28 mengingatkan kita bahwa ada konsekuensi dari pilihan kita. Tuhan itu adil, dan Dia selalu memberikan jalan keluar bagi mereka yang bersedia mencari-Nya dan taat kepada-Nya. Penting untuk merenungkan pesan ini dan memastikan bahwa kita tidak mengabaikan panggilan-Nya, melainkan meresponsnya dengan hati yang terbuka dan keinginan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga kita dapat "luput" dari malapetaka dan menemukan kedamaian sejati.