Kidung Agung 2:5

"Perbaikilah aku dengan buah anggur, segarkanlah aku dengan buah epal, karena aku sakit cinta."

Keindahan Cinta yang Mempesona

Ayat Kidung Agung 2:5 ini seringkali menjadi salah satu penanda betapa dalamnya ekspresi cinta dan kerinduan yang diungkapkan dalam kitab ini. Sang kekasih, yang sedang dilanda "sakit cinta", memohon agar diperbaiki dan disegarkan dengan buah anggur dan buah epal. Frasa "sakit cinta" bukan berarti sakit dalam arti negatif atau menyakitkan, melainkan sebuah kondisi di mana kerinduan dan hasrat terhadap sang kekasih begitu kuat hingga terasa melampaui batas ketenangan diri. Ini adalah sebuah metafora yang indah untuk menggambarkan intensitas perasaan yang membuat seseorang kehilangan ketenangan, namun justru mencari pelipur lara dalam kehadiran atau kenangan akan sang terkasih.

Permohonan akan "buah anggur" dan "buah epal" juga memiliki makna simbolis yang kaya. Buah anggur sering diasosiasikan dengan kegembiraan, kemakmuran, dan kehangatan. Dalam konteks ini, buah anggur bisa melambangkan kehangatan dan kebahagiaan yang dibawa oleh sang kekasih. Sementara itu, buah epal, di banyak budaya, melambangkan kesegaran, kesehatan, dan bahkan awal dari sesuatu yang baru atau keindahan. Permintaan untuk disegarkan dengan buah epal menunjukkan kerinduan untuk merasakan kembali vitalitas dan pesona cinta yang menyegarkan jiwa, seperti halnya buah yang baru dipetik.

Kutipan ini menggambarkan betapa cinta yang mendalam dapat mempengaruhi seluruh keberadaan seseorang. Sang kekasih tidak mencari obat atau kesembuhan dari seorang tabib, melainkan dari sumber cintanya sendiri. Ini adalah pengakuan bahwa cinta sejati memiliki kekuatan untuk menyembuhkan, memulihkan, dan memberikan energi baru. Di tengah gejolak emosi yang dirasakan, pelukan, kata-kata, atau sekadar kehadiran sang terkasih menjadi penawar yang paling mujarab. Keindahan Kidung Agung 2:5 terletak pada kejujurannya dalam mengekspresikan kerentanan manusia dalam cinta, sekaligus menegaskan kekuatan penyembuhan dan pemulihan yang dimiliki oleh kasih yang tulus.

Lebih jauh, ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga dan memelihara hubungan cinta. Ketika cinta terasa begitu kuat, kita perlu merawatnya agar tetap segar dan membahagiakan. Permintaan untuk diperbaiki dan disegarkan adalah pengingat bahwa hubungan membutuhkan perhatian dan pemeliharaan. Buah-buahan yang disebutkan, yang biasanya tumbuh dan berbuah setelah melalui proses perawatan, bisa juga diartikan sebagai hasil dari usaha dan pengorbanan dalam cinta. Pada akhirnya, Kidung Agung 2:5 adalah sebuah syair yang mempesona tentang kedalaman emosi, kekuatan penyembuhan cinta, dan keindahan hubungan yang terjalin, seolah-olah cinta itu sendiri adalah ramuan ajaib yang paling dinanti.