Kidung Agung 7:4

Betapa elok dan beraneka ragam engkau, hai kekasihku, dengan segala keindahanmu!

"Betapa elok dan beraneka ragam engkau, hai kekasihku, dengan segala keindahanmu!"

Ayat ini berasal dari Kitab Kidung Agung, sebuah karya sastra kuno yang menggambarkan keindahan dan kedalaman kasih, sering kali diartikan sebagai alegori kasih antara Tuhan dan umat-Nya, atau antara Kristus dan Gereja-Nya. Dalam konteks literalnya, ayat ini adalah sebuah pujian yang meluap dari seorang kekasih kepada pasangannya. Kata-kata yang digunakan menunjukkan kekaguman yang mendalam, bukan hanya pada satu aspek, tetapi pada keseluruhan diri sang kekasih. Keindahan di sini tidak hanya merujuk pada penampilan fisik, tetapi juga pada karakter, kepribadian, dan jiwa. Ini adalah pengakuan akan keunikan dan pesona yang membuat seseorang begitu istimewa di mata pasangannya.

Frasa "beraneka ragam" memberikan dimensi tambahan pada pujian ini. Ini berarti bahwa keindahan kekasih tidaklah monoton atau tunggal. Sebaliknya, ia memiliki berbagai macam kualitas, sifat, dan pesona yang saling melengkapi. Keragaman ini justru yang membuat daya tariknya semakin kuat dan tak tergantikan. Seolah-olah setiap sisi dari dirinya memancarkan cahaya yang berbeda, namun semuanya bersatu menciptakan harmoni yang sempurna. Dalam hubungan yang sehat, penghargaan terhadap keragaman pasangan adalah kunci untuk menjaga gairah dan apresiasi seumur hidup.

Ilustrasi Bunga yang Mekar Beraneka Warna

Dalam aplikasi spiritualnya, Kidung Agung 7:4 mengingatkan kita bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan segala keunikan dan keragamannya. Setiap individu adalah pribadi yang berharga di mata-Nya, dengan bakat, kelebihan, dan kekurangan yang membentuk siapa mereka. Kasih Tuhan tidak bersifat umum, tetapi personal dan spesifik. Ia melihat dan mengasihi setiap umat-Nya dalam segala kompleksitas mereka. Sama seperti kekasih dalam Kidung Agung yang memuji pasangannya, Tuhan pun mengagumi ciptaan-Nya, melihat "segala keindahan" yang ada di dalamnya.

Sebagai manusia, kita dipanggil untuk mencerminkan kasih ini. Menghargai keragaman dalam diri sesama, baik dalam penampilan, pemikiran, maupun latar belakang, adalah wujud dari pengakuan atas karya agung Sang Pencipta. Ketika kita melihat sesama dengan mata yang penuh kasih dan apresiasi, kita sedang melihat mereka seperti Tuhan melihat mereka – dengan kekaguman pada keunikan dan keindahan yang mereka miliki. Ini adalah panggilan untuk merayakan perbedaan dan membangun hubungan yang didasarkan pada penerimaan dan penghargaan mendalam. Kidung Agung 7:4 bukan hanya tentang keindahan fisik, tetapi juga tentang keindahan jiwa yang memancar dalam setiap aspek kehidupan.