Kisah Para Rasul 1
Tentang Yesus Naik ke Surga dan Pengganti Yudas
Bab pertama dari Kitab Kisah Para Rasul membuka lembaran baru dalam sejarah kekristenan. Rasul Lukas, yang juga menulis Injil Lukas, melanjutkan ceritanya tentang Yesus Kristus, bukan dari kelahiran-Nya, melainkan dari kenaikan-Nya ke surga. Yesus, setelah membangkitkan diri dari kematian dan memberikan banyak bukti bahwa Dia hidup, menghabiskan empat puluh hari bersama para murid-Nya. Selama waktu ini, Dia tidak hanya memulihkan mereka, tetapi juga mengajar mereka tentang Kerajaan Allah. Ini adalah masa transisi krusial, di mana Yesus mempersiapkan para pengikut-Nya untuk tugas besar yang akan segera mereka emban.
Perintah terakhir Yesus kepada murid-murid-Nya sangat jelas: mereka harus menunggu di Yerusalem hingga mereka menerima kuasa dari Roh Kudus. Roh Kudus inilah yang akan menjadi penolong, pemberi kekuatan, dan pemandu mereka dalam mewartakan Injil ke seluruh dunia, dimulai dari Yerusalem. Kenaikan Yesus ke surga, yang disaksikan oleh para murid, bukan berarti perpisahan permanen, melainkan penegasan bahwa Dia telah kembali kepada Bapa-Nya. Malaikat yang menampakkan diri kepada murid-murid meyakinkan mereka bahwa Yesus akan datang kembali dengan cara yang sama seperti mereka melihat Dia naik.
Setelah Yesus naik, para murid kembali ke Yerusalem dengan penuh sukacita, bukan kesedihan. Mereka berkumpul bersama di ruang atas, bertekun dalam doa dan permohonan. Di tengah kebutuhan akan kepemimpinan yang utuh, Petrus bangkit dan mengajukan usulan penting: mengganti Yudas Iskariot, rasul yang telah mengkhianati Yesus dan kemudian bunuh diri. Pemilihan pengganti Yudas didasarkan pada kriteria yang sangat spesifik: orang tersebut haruslah seseorang yang telah menyertai Yesus selama seluruh pelayanan-Nya, mulai dari pembaptisan Yohanes hingga kenaikan-Nya. Tujuannya adalah agar saksi-saksi Kristus tetap utuh dan kesaksian mereka kredibel. Dua kandidat diajukan, yaitu Yusuf Barsabas yang dijuluki Yustus, dan Matias. Dengan doa kepada Tuhan agar menunjukkan pilihan-Nya, mereka kemudian mengundi, dan undian jatuh kepada Matias. Dengan demikian, Matias dihitung bersama sebelas rasul lainnya, melengkapi kembali jumlah awal yang ditetapkan oleh Yesus. Ini menandai pembentukan inti gereja yang baru, siap menerima Roh Kudus.
Kisah rasul-rasul bab 1 dan 2 memberikan gambaran awal yang kuat tentang fondasi gereja. Bab pertama berfokus pada persiapan dan pemilihan. Bab kedua, yang akan dibahas nanti, akan menunjukkan bagaimana persiapan ini diwujudkan melalui turunnya Roh Kudus dan khotbah pertama para rasul. Pemilihan Matias adalah langkah pertama dalam menjaga kelangsungan kesaksian mengenai Yesus. Ini menekankan pentingnya kepemimpinan yang dipilih secara ilahi dan saksi mata yang otentik dalam penyebaran ajaran Kristen. Semangat persekutuan dan doa yang ditunjukkan oleh para murid sebelum peristiwa Pentakosta sangat penting. Mereka memahami bahwa misi mereka membutuhkan kekuatan supranatural yang hanya bisa datang dari Allah.
Kisah rasul 1-10 secara umum mencakup periode awal gereja, mulai dari kenaikan Yesus, pemilihan Matias, pencurahan Roh Kudus di Pentakosta, mukjizat pertama, penganiayaan awal, hingga pelayanan Stefanus dan penginjilan Filipus. Namun, fokus pada "kisah rasul rasul 1 10" secara harfiah mengacu pada dua bab pertama, yang merupakan fondasi kokoh bagi seluruh narasi berikutnya. Ini adalah kisah tentang bagaimana Yesus yang bangkit mempersiapkan para murid-Nya untuk melanjutkan pekerjaan-Nya di bumi melalui kuasa Roh Kudus, yang membentuk gereja dan memulainya dalam pelayanan global.