Kisah Rasul 1:22 - Panggilan Para Saksi Iman

"mulai dari Yohanes pembaptis sampai hari Ia terangkat ke surga meninggalkan kita, harus jadi saksi bersama-sama dengan kita tentang kebangkitan-Nya."

Ayat ke-22 dari pasal pertama Kitab Para Rasul membuka sebuah lembaran penting dalam narasi kekristenan awal. Ayat ini menggarisbawahi krusialnya peran para saksi yang telah melihat langsung kebangkitan Yesus Kristus. Pembentukan gereja dan penyebaran Injil tidak dapat dipisahkan dari kesaksian para murid yang menyaksikan mukjizat terbesarnya: kebangkitan dari kematian. Mereka adalah mata dan telinga dunia, yang dipilih untuk membawa kabar baik yang transformatif ini.

Dalam konteks ayat ini, para rasul sedang mendiskusikan pemilihan pengganti Yudas Iskariot, yang telah mengkhianati Yesus. Petrus menekankan bahwa calon pengganti haruslah seseorang yang telah bersama-sama dengan Yesus selama masa pelayanan-Nya, mulai dari awal mula pembaptisan Yohanes hingga saat kenaikan-Nya. Ini bukan sekadar pemilihan acak, melainkan sebuah penunjukan yang didasarkan pada pengalaman langsung dan pemahaman mendalam tentang kehidupan, ajaran, kematian, dan yang terpenting, kebangkitan Yesus.

Kisah para rasul, sebagaimana tertulis dalam kitab suci, merupakan bukti nyata dari bagaimana kesaksian ini kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Para rasul, yang awalnya adalah nelayan sederhana, pemungut cukai, dan orang-orang biasa, diubah oleh perjumpaan mereka dengan Kristus yang bangkit. Mereka tidak hanya menyaksikan kebangkitan secara fisik, tetapi juga mengalami transformasi spiritual yang mendalam. Perjumpaan ini memberi mereka keberanian, keyakinan, dan kekuatan yang luar biasa untuk menghadapi tantangan, penganiayaan, dan bahkan kematian demi memberitakan kebenaran yang mereka yakini.

Pentingnya menjadi saksi adalah tema yang terus bergema sepanjang Kitab Para Rasul. Mereka tidak hanya berbicara tentang apa yang mereka lihat, tetapi juga tentang bagaimana Yesus mengubah hidup mereka. Kesaksian mereka bukan sekadar laporan faktual, melainkan testimoni pribadi tentang kuasa penebusan dan pembaharuan yang ditawarkan oleh Kristus. Dari Yerusalem, kabar baik itu menyebar ke Samaria, Yudea, dan akhirnya hingga ke ujung bumi, dibawa oleh para rasul dan pengikut awal yang melanjutkan warisan kesaksian mereka.

Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa warisan para rasul tidak berhenti pada mereka. Setiap pengikut Kristus dipanggil untuk menjadi saksi, meskipun dalam skala yang berbeda. Dengan cara hidup yang mencerminkan ajaran Kristus, dengan kasih yang nyata kepada sesama, dan dengan kesediaan untuk membagikan harapan yang ada dalam diri kita, kita pun menjadi bagian dari rantai kesaksian yang telah dimulai sejak zaman para rasul. Kisah rasul 1:22 bukan hanya catatan sejarah, tetapi sebuah panggilan abadi bagi setiap orang percaya untuk menjadi terang dan garam di dunia, membuktikan kebangkitan Kristus melalui kehidupan kita.