Kisah Para Rasul pasal 10 merupakan salah satu narasi paling transformatif dalam sejarah Kekristenan awal. Ayat 19, yang menyebutkan bahwa Roh Kudus berfirman kepada Petrus untuk mencari tiga orang yang mencarinya, menandai titik krusial dalam perluasan Injil melampaui batas-batas Yahudi. Pengalaman Petrus dengan penglihatan tentang hewan-hewan haram dan halal, serta kedatangan Kornelius di Yope, semuanya mengarah pada pengakuan ilahi bahwa Allah tidak memandang muka, tetapi menerima siapa saja dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan berbuat kebenaran.
Sebelum ayat ini, Petrus mengalami penglihatan yang kompleks. Seekor gulungan turun dari langit, berisi berbagai jenis binatang, baik yang berkaki empat, maupun yang merayap, dan yang terbang. Suara ilahi memerintahkannya untuk menyembelih dan makan. Namun, Petrus menolak karena ia adalah orang Yahudi yang taat pada hukum Taurat, yang melarang memakan hewan-hewan tertentu. Penglihatan ini berulang tiga kali, dan setiap kali Petrus menolak, suara itu berkata, "Apa yang telah disucikan Allah, jangan engkau sebut haram." Penglihatan ini jelas merupakan metafora yang kuat, mempersiapkan Petrus untuk menerima pesan ilahi yang lebih luas.
Pada saat yang sama, di Kaisarea, seorang perwira Romawi bernama Kornelius, seorang yang saleh dan takut akan Allah, juga menerima petunjuk ilahi melalui penglihatan. Seorang malaikat memberitahunya untuk mengirim utusan ke Yope untuk memanggil Petrus. Utusan-utusan ini tiba di rumah Simon si tukang samak, tempat Petrus menginap, tepat ketika Petrus sedang merenungkan penglihatan itu. Ayat 19 adalah momen kunci di mana Roh Kudus secara langsung mengarahkan Petrus, mengkonfirmasi bahwa orang-orang yang datang itu adalah orang-orang yang harus dia temui.
Perintah Roh Kudus ini sangat penting. Petrus tidak hanya diperintahkan untuk bertemu dengan mereka, tetapi ini adalah awal dari perjalanannya untuk memahami bahwa keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus adalah untuk semua orang, bukan hanya untuk orang Yahudi. Ketika Petrus pergi bersama utusan Kornelius ke Kaisarea, ia akhirnya bertemu dengan Kornelius dan keluarganya. Di sana, ia berkhotbah tentang Yesus, dan sementara Petrus masih berbicara, Roh Kudus turun atas semua orang yang mendengarkan perkataan itu. Mereka yang tadinya dianggap "orang luar" oleh umat Yahudi, kini dipenuhi Roh Kudus, berbicara dalam bahasa roh, dan memuliakan Allah.
Kejadian ini menggemparkan para pemimpin Yahudi di Yerusalem yang kemudian mendengar kabar tersebut. Mereka mendatangi Petrus dan mengkonfrontasinya. Namun, Petrus menceritakan seluruh kejadian ini secara rinci, termasuk bagaimana Roh Kudus memerintahkan dia untuk pergi bersama orang-orang non-Yahudi itu, dan bagaimana Roh Kudus turun atas mereka, sama seperti turun atas orang-orang Yahudi pada hari Pentakosta. Hal ini membuat mereka terdiam dan memuliakan Allah, mengakui bahwa Allah telah memberikan pertobatan yang menghasilkan hidup juga kepada bangsa-bangsa lain. Kisah ini adalah fondasi penting bagi misi gereja untuk menjangkau semua bangsa di dunia.