Kisah Rasul 10:2 memperkenalkan kita pada Kornelius, seorang perwira Romawi yang bertugas di Kaisarea. Frasa "Ia seorang yang benar, takut akan Allah, dihormati oleh seluruh kaum Yahudi" memberikan gambaran sekilas tentang karakter luar biasa yang dimiliki Kornelius. Ini bukan sekadar pujian kosong, melainkan pengakuan dari komunitas yang terkadang sulit untuk mendapatkan persetujuan mereka.
Karakter Kornelius: Lebih dari Sekadar Perwira
Kornelius bukanlah seorang Yahudi, namun ia memiliki kerendahan hati dan keterbukaan hati untuk mencari dan memahami Allah Israel. Sikapnya yang "takut akan Allah" menunjukkan bahwa ia hidup dengan kesadaran akan keberadaan dan kekuasaan ilahi, serta berusaha hidup sesuai dengan kehendak-Nya sejauh pengetahuannya. Ini adalah fondasi penting bagi pertumbuhan rohani.
Kehormatan yang ia terima dari kaum Yahudi juga sangat signifikan. Di masa itu, jurang pemisah antara bangsa Romawi dan Yahudi sangat dalam. Seorang perwira Romawi yang dihormati oleh komunitas Yahudi pasti memiliki perilaku dan integritas yang luar biasa. Ia tidak bertindak dengan kesewenang-wenangan atau penindasan, melainkan menunjukkan kebaikan dan keadilan.
Allah Membuka Jalan Bagi Pengenalan
Ayat ini berfungsi sebagai pengantar untuk peristiwa luar biasa yang akan terjadi kemudian dalam pasal 10. Visi yang diterima Kornelius di mana malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dan menyuruhnya mengirim utusan ke Yope untuk menjemput Petrus, menunjukkan bahwa Allah sedang mempersiapkan pertemuan yang melampaui batas budaya dan agama.
Kisah ini sangat penting dalam sejarah kekristenan karena menandai titik balik besar: Injil mulai disampaikan kepada bangsa-bangsa non-Yahudi. Kehidupan Kornelius yang benar dan takut akan Allah menjadi bukti bahwa Allah tidak memandang bulu. Ia mencari hati yang tulus yang siap menerima kebenaran-Nya, di mana pun hati itu berada.
Pelajarannya Bagi Kita
Kisah Rasul 10:2 mengajarkan kita bahwa kualitas karakter seperti kebenaran, ketakutan akan Allah, dan menghormati sesama adalah hal-hal yang dilihat dan dihargai oleh Tuhan. Kornelius mungkin belum mengenal Yesus secara pribadi, tetapi ia telah membuka dirinya untuk kebenaran yang lebih besar. Ini mengingatkan kita untuk terus mengembangkan karakter yang saleh dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih dari itu, kisah ini menunjukkan bagaimana Allah dapat bekerja dalam cara-cara yang tak terduga untuk membawa orang kepada-Nya. Ia merobohkan tembok pemisah dan membuka jalan bagi pesan keselamatan untuk menjangkau semua orang. Sikap keterbukaan dan kerinduan Korneliuslah yang membuat ia siap menerima anugerah Allah ketika kesempatan itu datang.