Lalu jawab mereka: "Kornelius, seorang perwira yang baik hati dan takut akan Allah, serta disegani oleh seluruh bangsa Yahudi, telah menerima pesan dari seorang malaikat yang menyuruh dia memanggil Tuan ke rumahnya, supaya ia mendengar apa yang ingin Tuan sampaikan."
Kisah yang tertulis dalam kitab Para Rasul pasal 10 adalah salah satu momen paling transformatif dalam sejarah Kekristenan awal. Ayat ke-22 secara khusus menyoroti bagaimana sebuah pesan ilahi disampaikan kepada Kornelius, seorang perwira Romawi yang bukan Yahudi. Pesan ini tidak hanya berujung pada pertemuan bersejarah antara Kornelius dan Rasul Petrus, tetapi juga menandai dibukanya pintu keselamatan bagi bangsa-bangsa non-Yahudi.
Kornelius digambarkan sebagai pribadi yang saleh, takut akan Allah, dan dihormati oleh orang Yahudi. Kualitas moral dan spiritualnya membuatnya layak menerima wahyu langsung dari surga. Malaikat yang diutus Tuhan membimbing Kornelius untuk mencari Petrus, seorang rasul utama Yesus. Perintah untuk memanggil Petrus ke Kaisarea menunjukkan bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar dan inklusif daripada yang pernah dibayangkan sebelumnya.
Pertemuan antara Petrus dan Kornelius bukanlah kebetulan semata. Ini adalah hasil campur tangan ilahi yang disengaja. Petrus, yang pada awalnya merasa enggan berurusan dengan orang non-Yahudi karena hukum Taurat Yahudi, juga menerima penglihatan dari Tuhan yang mempersiapkannya. Penglihatan ini mengajarkan Petrus bahwa tidak ada seorang pun yang boleh dianggap najis atau terlarang oleh Allah.
Saat Petrus tiba di rumah Kornelius dan melihat banyak orang non-Yahudi berkumpul, ia menyadari bahwa ini adalah kehendak Tuhan. Petrus kemudian mulai memberitakan Injil Yesus Kristus kepada mereka. Sungguh luar biasa, bahkan sebelum Petrus menyelesaikan khotbahnya, Roh Kudus turun atas Kornelius dan seluruh keluarganya, sama seperti yang terjadi pada orang Yahudi pada hari Pentakosta. Ini adalah bukti nyata bahwa Allah menerima bangsa-bangsa lain sama seperti menerima umat pilihan-Nya.
Kisah ini menegaskan bahwa kasih dan keselamatan Allah tidak terbatas pada satu kelompok etnis atau bangsa saja. Pesan dalam Kisah Rasul 10:22 adalah pengingat bahwa Tuhan selalu bekerja untuk mewujudkan rencana-Nya, seringkali dengan cara yang melampaui pemahaman manusia. Dibukanya Injil kepada bangsa-bangsa lain adalah tonggak penting yang memperluas jangkauan Kerajaan Allah dan membawa harapan baru bagi seluruh dunia.
Melalui Kornelius dan Petrus, Tuhan menunjukkan bahwa iman dan ketakutan akan Dia adalah syarat utama, bukan latar belakang budaya atau etnis. Kisah ini terus menjadi inspirasi bagi kita untuk merangkul semua orang dalam kasih Kristus, tanpa prasangka, dan menyadari bahwa kabar baik keselamatan adalah untuk semua yang percaya.