Kisah Rasul 10:47 - Baptisan dan Janji Allah

"Dapatkah siapa yang menahan baptisan air ini? Orang-orang ini telah menerima Roh Kudus sama seperti kita."

Iman

Kisah Para Rasul pasal 10 merupakan salah satu narasi paling transformatif dalam sejarah Kekristenan awal. Peristiwa ini menandai titik balik penting, di mana tembok pemisah antara orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain mulai runtuh di hadapan Injil Kristus. Petrus, seorang rasul utama, diutus oleh Tuhan untuk mengunjungi rumah Kornelius, seorang perwira Romawi yang saleh namun bukan Yahudi.

Melalui penglihatan yang sama-sama diterima oleh Petrus dan Kornelius, Allah membuka mata dan hati mereka terhadap rencana-Nya yang lebih besar. Kornelius, dengan seluruh keluarganya, diperintahkan untuk mengundang Petrus. Kedatangan Petrus di rumah Kornelius bukanlah tindakan sembarangan, melainkan perintah ilahi yang tegas. Sesampainya di sana, Petrus menyaksikan bagaimana Roh Kudus turun atas Kornelius dan semua orang yang mendengarkan perkataannya, sama seperti yang terjadi atas para rasul pada hari Pentakosta.

Kejadian luar biasa ini terekam jelas dalam Kisah Rasul 10:44-46. Ketika Roh Kudus turun atas mereka, mereka mulai berbicara dalam berbagai bahasa dan memuliakan Allah. Ini adalah bukti nyata bahwa Allah tidak memandang bulu; kasih karunia-Nya menjangkau semua orang yang percaya, tanpa memandang latar belakang suku, bangsa, atau status sosial. Roh Kudus turun terlebih dahulu kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi sebelum mereka dibaptis dalam air.

Melihat manifestasi Roh Kudus yang begitu jelas, Petrus tidak ragu lagi. Ia memahami bahwa rencana keselamatan Allah kini terbuka lebar bagi siapa saja yang percaya kepada Yesus Kristus. Pernyataan Petrus yang tercatat dalam ayat kunci ini, "Dapatkah siapa yang menahan baptisan air ini? Orang-orang ini telah menerima Roh Kudus sama seperti kita," adalah pengakuan iman yang penuh keyakinan. Ia sadar bahwa tidak ada dasar teologis atau spiritual untuk melarang mereka menerima baptisan air, yang merupakan tanda lahir baru dan penerimaan ke dalam komunitas orang percaya.

Oleh karena itu, Petrus memerintahkan agar mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Ayat ini menegaskan bahwa baptisan air adalah langkah selanjutnya yang logis dan penting setelah penerimaan Roh Kudus. Ini adalah sebuah pengakuan publik atas iman mereka kepada Kristus dan identitas baru mereka sebagai anak-anak Allah. Kisah ini mengajarkan kita tentang inklusivitas kasih karunia Allah, keutamaan pekerjaan Roh Kudus dalam hati manusia, dan pentingnya tanda-tanda lahir baru dalam kehidupan orang percaya.

Peristiwa ini bukan hanya sebuah catatan sejarah, tetapi sebuah pelajaran yang relevan hingga kini. Kisah Rasul 10:47 mengingatkan kita bahwa iman yang tulus dan penerimaan Roh Kudus adalah landasan utama. Baptisan air kemudian menjadi ekspresi lahiriah dari apa yang telah terjadi secara rohani di dalam hati seseorang. Allah terus bekerja melampaui batasan-batasan manusia, membuka pintu keselamatan bagi semua orang yang mencari-Nya dengan hati yang tulus.