Kisah Rasul 10:7

Kisah Rasul 10:7 - Pertemuan Ajaib di Kaisarea

"Ketika malaikat yang berbicara kepadanya itu pergi, dipanggillah Kornelius dua orang hambanya dan seorang dari pengawal pribadinya yang setia,"

Ayat dari Kisah Para Rasul 10:7 ini membuka tirai sebuah peristiwa yang sangat krusial dalam sejarah Kekristenan awal. Peristiwa ini menandai sebuah titik balik penting: bahwa kabar baik Injil tidak hanya diperuntukkan bagi orang Yahudi, tetapi juga bagi bangsa-bangsa lain, atau yang sering disebut sebagai orang non-Yahudi. Dalam ayat ini, kita melihat langkah awal Kornelius, seorang perwira Romawi yang saleh dan takut akan Allah, menanggapi sebuah penglihatan ilahi yang diterimanya.

Kornelius tinggal di Kaisarea, sebuah kota pelabuhan strategis di pesisir Yudea. Ia digambarkan sebagai seorang yang memberikan sedekah dengan murah hati kepada orang miskin dan selalu berdoa kepada Allah. Meskipun ia bukan seorang Yahudi, ia memiliki hati yang mencari kebenaran dan kehendak Tuhan. Kehidupannya yang religius dan amal perbuatannya diperhatikan oleh Allah. Inilah yang mendasari mengapa Allah memilih untuk mengutus malaikat-Nya untuk berbicara langsung kepadanya.

Ketika malaikat itu selesai menyampaikan pesan dan pergi, Kornelius tidak ragu-ragu. Kepercayaannya begitu besar sehingga ia segera bertindak. Ia memanggil dua orang hambanya yang dapat dipercaya dan seorang prajurit dari pengawalnya yang setia. Pilihan Kornelius atas orang-orang ini menunjukkan kebijaksanaan dan kehati-hatiannya. Ia tidak mengirim sembarang orang, melainkan mereka yang ia kenal baik dan dapat diandalkan untuk melaksanakan tugas penting yang akan diamanatkan kepadanya.

Misi yang diberikan oleh malaikat adalah agar Kornelius mengutus orang ke Yope untuk menjemput Simon Petrus. Petrus, seorang rasul kunci dalam gereja mula-mula, akan memberikan petunjuk lebih lanjut kepada Kornelius dan keluarganya. Perintah ini bukan sekadar instruksi biasa, melainkan sebuah panggilan ilahi untuk sebuah pertemuan yang akan menjembatani dua dunia: dunia Yahudi yang memiliki tradisi keagamaan kuno dan dunia non-Yahudi yang selama ini dipandang terpisah dari janji-janji keselamatan.

Kisah ini menekankan betapa Allah bekerja dengan cara-cara yang terkadang di luar pemahaman manusia. Kornelius, seorang asing bagi bangsa Yahudi, justru menerima sebuah wahyu yang membawanya lebih dekat kepada kebenaran. Sikapnya yang taat dan cepat tanggap menjadi contoh bagi setiap orang yang mencari Tuhan. Ia tidak menunda, tidak meragukan, melainkan segera mengumpulkan orang-orang kepercayaannya untuk mempersiapkan perjalanan ke Yope.

Peristiwa ini tidak hanya penting bagi Kornelius, tetapi juga bagi Petrus. Petrus, yang juga seorang Yahudi, harus belajar dari Allah bahwa keselamatan yang datang melalui Yesus Kristus terbuka untuk semua orang, tanpa memandang latar belakang suku atau kebangsaan. Ayat 10:7 ini adalah awal dari sebuah rangkaian peristiwa yang pada akhirnya membuka pintu lebar-lebar bagi pemberitaan Injil ke seluruh dunia, mengubah lanskap keagamaan dan spiritual global selamanya. Ini adalah bukti nyata kasih Allah yang universal dan keinginan-Nya agar semua orang diselamatkan dan mengenal kebenaran.