Kisah Rasul 12-15: Iman Tetap Teguh di Tengah Ujian

Kisah Para Rasul 12:24 & 15:35
"Tetapi firman Allah terus bertumbuh dan tersebar." & "Paulus dan Barnabas tinggal di Antiokhia untuk mengajar dan memberitakan firman Tuhan bersama-sama dengan banyak orang lain."

Simbol: Kedamaian, Perjalanan, dan Pertumbuhan Firman Allah

Kisah Para Rasul pasal 12 hingga 15 merupakan periode krusial dalam penyebaran Injil, yang memperlihatkan kekuatan iman para rasul dan cara Allah bekerja melalui mereka bahkan dalam situasi yang paling menantang.

Perjuangan dan Kemenangan Petrus (Kisah Para Rasul 12)

Pasal 12 diawali dengan gambaran yang suram: Yakobus, saudara Yohanes, dibunuh oleh pedang atas perintah Herodes Agripa I. Tidak lama kemudian, Petrus pun ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara, dijaga ketat oleh empat regu prajurit. Tampaknya, rencana Herodes adalah untuk mengadili Petrus setelah Paskah Yahudi. Namun, apa yang tampak sebagai akhir bagi seorang rasul ternyata hanyalah awal dari sebuah mukjizat.

Sementara jemaat berdoa tanpa henti kepada Allah untuk Petrus, Allah menjawab doa-doa mereka dengan cara yang luar biasa. Malaikat Tuhan datang menjenguk Petrus di penjara, membangunkannya, dan membebaskannya dari belenggu. Penjaga pintu gerbang pun dilewati begitu saja. Petrus, yang awalnya mengira itu hanya mimpi, akhirnya menyadari bahwa ia benar-benar telah dibebaskan oleh kuasa Tuhan.

Setelah bebas, Petrus pergi ke rumah Maria, ibu Markus, di mana banyak orang berkumpul dan berdoa. Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya doa syafaat dari jemaat. Meskipun Herodes berhasil membunuh Yakobus, namun ia tidak berdaya menghadapi kuasa Allah yang membebaskan Petrus. Ironisnya, setelah kematian Petrus yang ditunggu-tunggu tidak terjadi, Herodes akhirnya dihukum mati oleh malaikat Tuhan karena kesombongannya.

Perjalanan Misionaris Paulus dan Barnabas, dan Konsili Yerusalem (Kisah Para Rasul 13-15)

Pasal 13 dan 14 mengisahkan perjalanan misionaris pertama Paulus dan Barnabas. Mereka diutus oleh jemaat di Antiokhia, Suriah, ke wilayah Asia Kecil. Perjalanan ini dipenuhi dengan berbagai pengajaran, kesaksian, mukjizat, dan juga penolakan. Mereka menginjili di Siprus, Antiokhia di Pisidia, Listra, Derbe, dan kota-kota lainnya. Di sana, mereka menghadapi perlawanan dari para pemimpin Yahudi, tetapi juga banyak orang bukan Yahudi yang menerima ajaran Kristus.

Salah satu momen penting adalah ketika Paulus menyembuhkan seorang yang lumpuh sejak lahir di Listra. Hal ini membuat penduduk setempat mengira mereka adalah dewa. Namun, kemudian timbul penolakan keras dari anti-Semit yang menyebabkan Paulus dilempari batu hingga dikira mati. Kisah ini menegaskan bahwa pemberitaan Injil tidak selalu mudah dan seringkali disertai penderitaan.

Puncak dari bagian ini adalah Konsili Yerusalem yang dicatat dalam pasal 15. Muncul perdebatan sengit mengenai apakah orang percaya bukan Yahudi harus disunat dan mengikuti hukum Taurat Musa agar selamat. Paulus dan Barnabas membela prinsip bahwa keselamatan adalah oleh anugerah melalui iman kepada Yesus Kristus, bukan karena perbuatan hukum. Setelah diskusi yang panjang, diputuskan bahwa orang bukan Yahudi tidak perlu disunat, tetapi diminta untuk menjauhi hal-hal yang dicemari berhala, percabulan, hasil jerat, dan darah. Keputusan ini menjadi tonggak penting dalam sejarah gereja, yang membuka jalan bagi penyebaran Injil secara global tanpa membatasi siapa pun.

Kisah-kisah dalam pasal 12 hingga 15 ini memberikan pelajaran berharga tentang ketekunan iman, kekuatan doa, keberanian dalam memberitakan Injil di tengah penolakan, dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perbedaan doktrinal. Firman Allah terus bertumbuh dan tersebar, menginspirasi generasi selanjutnya untuk tetap teguh dalam iman.