Kisah Rasul 12:23 - Kematian Herodes yang Melawan Tuhan

"Pada saat itu juga malaikat Tuhan memukul dia, karena ia tidak memberi hormat kepada Allah. Tubuhnya membusuk dimakan ulat dan ia mati."

Ilustrasi Malaikat Tuhan dan Murka Ilahi Keadilan Kebenaran Kedaulatan

Kisah Rasul 12:23 menyajikan sebuah peristiwa dramatis yang tercatat dalam Alkitab, menyoroti konsekuensi dari kesombongan dan penolakan untuk menghormati Tuhan. Ayat ini bercerita tentang kematian Raja Herodes Agripa I, yang pada saat itu memerintah Yudea di bawah kekuasaan Romawi. Herodes adalah seorang penguasa yang ambisius, namun ia juga dikenal karena kesewenang-wenangannya dan hasratnya untuk mendapatkan pujian manusia.

Peristiwa yang mengarah pada kematiannya bermula dari penangkapan dan pembunuhan Yakobus, salah seorang rasul Yesus, atas perintah Herodes. Tindakan ini dilakukan untuk menyenangkan hati orang-orang Yahudi yang tidak menyukai para pengikut Kristus. Setelah melihat bahwa pembunuhan Yakobus disukai oleh mereka, Herodes kemudian melanjutkan dengan menangkap Petrus, rasul penting lainnya. Namun, dalam sebuah intervensi ilahi yang luar biasa, Petrus berhasil melarikan diri dari penjara sebelum ia diadili, berkat campur tangan malaikat Tuhan.

Puncak dari kisah ini terjadi ketika Herodes sedang berada di Kaisarea, kota pelabuhan yang indah di pesisir Mediterania. Ia mengenakan pakaian kebesaran kerajaan dan duduk di tahtanya untuk berpidato kepada para utusan dari Tirus dan Sidon. Penduduk kota-kota tersebut, yang sebelumnya telah berselisih dengan Herodes, kini datang untuk berdamai. Dalam momen tersebut, para pendengarnya, terpesona oleh penampilannya dan kefasihannya berbicara, mulai meneriakkan pujian yang sangat berlebihan:

"Itu suara Allah, bukan suara manusia!"

Alih-alih mengoreksi mereka atau mengalihkan pujian itu kepada Tuhan yang Maha Esa, Herodes justru menerima dan menikmati kehormatan ilahi yang tidak pantas diterimanya. Kesombongan dan keangkuhannya mencapai puncaknya di sini. Ia membiarkan dirinya disembah sebagai tuhan.

Namun, kebesaran yang ia nikmati hanya berlangsung sesaat. Alkitab mencatat dengan tegas bahwa pada saat itu juga, malaikat Tuhan memukul dia. Ini bukanlah pukulan fisik dalam arti biasa, melainkan sebuah murka ilahi yang dijatuhkan kepadanya karena ia telah menolak memberikan hormat kepada Allah yang sejati dan justru mengambil kemuliaan yang hanya milik Tuhan.

Akibat dari pukulan ilahi ini, tubuh Herodes mulai membusuk secara mengerikan, dimakan ulat, dan akhirnya ia mati. Kematiannya yang cepat dan mengenaskan menjadi peringatan keras bagi setiap orang yang berani menentang kedaulatan Allah dan mencari kemuliaan untuk diri sendiri. Kisah ini mengajarkan pentingnya kerendahan hati, pengakuan atas ketergantungan kepada Tuhan, dan bahaya besar dari kesombongan yang menjauhkan seseorang dari hadirat Ilahi.

Peristiwa ini menggarisbawahi prinsip teologis bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kemuliaan-Nya dibagi. Ketika manusia mencoba mengklaim apa yang menjadi hak prerogatif Tuhan, seperti pujian yang ditujukan kepada Allah, konsekuensinya bisa sangat mengerikan. Kematian Herodes adalah bukti nyata dari keadilan ilahi dan kedaulatan Tuhan atas segala ciptaan.