Kisah Rasul 12:24

"Tetapi firman Allah semakin tersebar dan semakin banyak.
(Kisah Para Rasul 12:24)"

Firman Terus Berkembang

Ayat penutup dari pasal kedua belas kitab Kisah Para Rasul ini menyajikan sebuah pernyataan ringkas namun sangat kuat: "Tetapi firman Allah semakin tersebar dan semakin banyak." Pernyataan ini bukan sekadar catatan sejarah, melainkan sebuah kesaksian tentang kuasa ilahi yang bekerja di balik setiap peristiwa, bahkan di tengah kesulitan dan penganiayaan. Pasal ini diawali dengan gambaran kelam tentang penganiayaan terhadap jemaat mula-mula, di mana Raja Herodes Agung menangkap dan membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Tindakan ini dilakukan Herodes untuk menyenangkan hati orang Yahudi. Melihat keberhasilan ini, Herodes kemudian juga menangkap Petrus dan memenjarakannya, dengan maksud untuk menyiksanya di hadapan publik setelah Paskah.

Namun, seperti yang sering kali terjadi dalam narasi Alkitab, justru pada saat-saat tergelaplah kuasa Tuhan paling nyata dinyatakan. Sementara jemaat berdoa dengan tekun tanpa henti bagi Petrus, Tuhan mengirim malaikat-Nya untuk membebaskannya dari penjara yang dijaga ketat. Kisah pembebasan Petrus ini sungguh luar biasa, di mana rantai terlepas sendiri dan gerbang penjara terbuka secara ajaib. Kebebasan Petrus merupakan bukti nyata bahwa upaya manusia, sehebat apapun itu, tidak dapat menghalangi kehendak dan firman Allah untuk terus bertumbuh.

Meskipun Herodes dan penguasa pada masanya berusaha menindas dan membatasi penyebaran ajaran Kristus, firman Allah justru tidak terbendung. Kematian Yakobus mungkin sempat menimbulkan ketakutan, namun pembebasan Petrus menjadi sumber kekuatan dan dorongan bagi jemaat. Peristiwa ini menegaskan bahwa kekuatan iman, doa yang sungguh-sungguh, dan campur tangan ilahi mampu mengatasi segala rintangan. Kisah ini mengajarkan kita bahwa ketika menghadapi tantangan, baik pribadi maupun komunal, kita dapat bersandar pada janji dan kuasa Allah.

"Firman Allah semakin tersebar dan semakin banyak" adalah sebuah prinsip yang terus berlaku sepanjang sejarah gereja. Penganiayaan, larangan, bahkan kematian para pengikut Kristus, seringkali justru menjadi bibit bagi pertumbuhan iman yang lebih kokoh. Keberanian para rasul dan murid-murid lainnya dalam menghadapi penderitaan menarik perhatian orang lain dan mendorong mereka untuk mencari kebenaran yang sama. Ini menunjukkan bahwa iman sejati bukanlah sesuatu yang dapat dipadamkan oleh kekuatan duniawi, melainkan justru semakin bersinar di tengah kesulitan. Ayat ini menjadi pengingat yang inspiratif bagi setiap orang percaya bahwa Injil memiliki kekuatan inheren untuk berkembang dan menjangkau hati, melewati segala batas geografis, budaya, maupun ancaman fisik.