"Dan sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang atasmu, dan engkau akan buta, dan tidak melihat matahari sampai waktu yang tertentu." (Kisah Para Rasul 13:11)
Ayat Kisah Para Rasul 13:11 mencatat sebuah momen dramatis dalam pelayanan Rasul Paulus di Pulau Siprus. Peristiwa ini terjadi ketika Paulus dan Barnabas dihadapkan dengan Elimas, seorang tukang sihir dan nabi palsu yang mencoba menghalangi prokonsul Sergius Paulus untuk mendengarkan Injil. Elimas dengan gigih menentang Paulus, mencoba memutarbalikkan kebenaran dan menjauhkan penguasa dari iman yang baru.
Dalam menghadapi penolakan dan perlawanan yang begitu kuat, Rasul Paulus tidak tinggal diam. Dengan dipenuhi Roh Kudus, ia menatap Elimas dan mengucapkan firman yang mengejutkan, "Dan sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang atasmu, dan engkau akan buta, dan tidak melihat matahari sampai waktu yang tertentu." Ucapan ini bukanlah amarah semata, melainkan sebuah teguran ilahi yang berkuasa.
Tak lama setelah kata-kata Paulus terucap, kegelapan menyelimuti Elimas. Ia meraba-raba, mencari pegangan, karena tidak dapat melihat apa pun. Kebutaan yang dialaminya adalah bukti nyata dari kuasa Allah yang bekerja melalui hamba-Nya. Kejadian ini bukan hanya hukuman bagi Elimas, tetapi juga sebuah kesaksian yang kuat bagi Sergius Paulus dan semua yang menyaksikan. Kebutaan sementara ini dimaksudkan untuk membuka mata rohani Elimas dan juga untuk meyakinkan orang-orang di sekitarnya tentang kebenaran Injil yang dibawa oleh Paulus.
Kisah ini mengajarkan kita beberapa hal penting. Pertama, pentingnya keteguhan iman di tengah tantangan. Paulus tidak gentar menghadapi perlawanan Elimas, bahkan ia berani menghadapi ancaman itu dengan kuasa ilahi. Kedua, kita melihat kuasa Allah yang bekerja untuk menegakkan kebenaran-Nya. Allah tidak membiarkan kejahatan dan kebohongan menang. Ketiga, peristiwa ini menjadi titik balik bagi Sergius Paulus. Ia terkesan oleh demonstrasi kuasa Allah dan akhirnya menerima ajaran Injil. Ini menunjukkan bagaimana bahkan sebuah teguran ilahi yang keras pun dapat membawa pada perubahan hati yang mendalam.
Kebutaan Elimas, meskipun bersifat sementara, adalah pengingat bahwa ada konsekuensi bagi mereka yang secara sengaja menentang kebenaran ilahi. Namun, sifat sementara dari kutukan itu juga memberikan ruang bagi pertobatan. Kisah ini mengingatkan kita untuk selalu hati-hati dalam perkataan dan perbuatan kita, serta bagaimana iman yang teguh, yang dipimpin oleh Roh Kudus, dapat menghasilkan dampak yang luar biasa. Peristiwa di Kisah Rasul 13:11 terus menjadi kisah yang inspiratif tentang bagaimana kebenaran dan keadilan Allah dinyatakan, bahkan melalui situasi yang paling sulit sekalipun.