Kisah Rasul 13:21

"Dan sesudah itu mereka minta seorang raja, lalu Allah memberikan kepada mereka Saul bin Kis, seorang laki-laki dari suku Benyamin, empat puluh tahun lamanya."

Ilustrasi ayat Kitab Suci tentang permintaan raja

Kisah para Rasul pasal 13, ayat 21, membawa kita pada sebuah momen penting dalam sejarah bangsa Israel. Ayat ini merujuk pada permintaan umat Israel untuk memiliki seorang raja, sebuah keinginan yang akhirnya dikabulkan oleh Allah dengan memberikan mereka Saul bin Kis. Peristiwa ini bukanlah sekadar pergantian sistem pemerintahan, melainkan sebuah titik balik yang sarat makna teologis dan historis, sekaligus menjadi pengantar bagi banyak peristiwa penting lainnya dalam Kitab Suci, termasuk pelayanan para rasul yang kemudian menjadi fokus utama dalam Kisah Para Rasul.

Sebelum permintaan raja ini, Israel dipimpin oleh para hakim yang ditunjuk oleh Allah untuk memimpin dan membela mereka dari musuh. Namun, seiring waktu, umat Israel melihat bangsa-bangsa lain di sekitar mereka memiliki raja. Keinginan untuk tampil sama seperti bangsa lain, serta mungkin kerinduan akan kepemimpinan yang lebih stabil dan kuat, mendorong mereka untuk meminta seorang raja kepada Allah, terlepas dari kehendak dan rencana awal Allah bagi mereka.

Permintaan ini diutarakan kepada Nabi Samuel, pemimpin pada masa itu. Meskipun pada awalnya Samuel merasa kecewa dan sedih karena permintaan ini dianggap sebagai penolakan terhadap kepemimpinan Allah sendiri, Allah berfirman kepadanya untuk tetap memenuhi keinginan umat tersebut. Pemilihan Saul bin Kis dari suku Benyamin menunjukkan bahwa Allah, dalam kedaulatan-Nya, tetap memilih pemimpin yang terbaik menurut pandangan-Nya, meskipun pilihan itu timbul dari permintaan manusia yang mungkin tidak sepenuhnya sejalan dengan kehendak ilahi. Saul sendiri adalah seorang yang gagah perkasa dan memiliki penampilan yang baik, memenuhi kriteria fisik yang mungkin dicari oleh manusia dalam seorang pemimpin.

Ayat ini menjadi fondasi penting untuk memahami konteks sejarah Israel sebelum kedatangan Yesus Kristus. Periode kerajaan, yang diawali dengan Saul, kemudian dilanjutkan oleh Daud dan Salomo, serta dibagi menjadi Kerajaan Israel dan Yehuda, membentuk latar belakang utama bagi nubuat-nubuat Mesianik dan akhirnya bagi kedatangan Sang Juru Selamat. Kisah Saul sendiri adalah kisah yang kompleks, dimulai dengan kemenangan dan kejayaan, namun diakhiri dengan kejatuhan karena ketidaktaatan. Pengalaman Saul ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya ketaatan penuh kepada Allah, bahkan bagi seorang raja yang dipilih-Nya.

Bagi para pembaca Kitab Suci, Kisah Rasul 13:21 mengingatkan kita bahwa Allah mendengar doa dan keinginan umat-Nya, namun Ia juga memiliki rencana dan waktu-Nya sendiri. Hal ini juga mengajarkan tentang konsekuensi dari pilihan-pilihan yang kita buat, baik secara individu maupun kolektif. Sejarah Israel, yang diawali dengan permintaan raja, kemudian berlanjut pada era para nabi, pembuangan, dan akhirnya penebusan melalui Yesus Kristus, adalah bukti nyata dari rencana Allah yang agung dan tak terpatahkan, di mana setiap peristiwa, termasuk permintaan raja Israel, memiliki perannya masing-masing dalam narasi keselamatan. Pemahaman akan ayat ini membantu kita melihat benang merah antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, serta bagaimana Allah terus bekerja dalam sejarah manusia untuk menggenapi janji-janji-Nya.