Kisah Rasul 13:22: Daud, Raja Pilihan Allah

"Dan setelah menyingkirkan Saul, Ia membangkitkan Daud menjadi raja mereka, tentang siapa Ia memberi kesaksian: 'Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku, yang akan melakukan segala kehendak-Ku.'"
Simbol mahkota dan bintang melambangkan kekuasaan dan pilihan ilahi

Kisah Para Rasul 13:22 memuat sebuah pernyataan penting yang diucapkan oleh Rasul Paulus saat berkhotbah di Antiokhia Pisidia. Pernyataan ini merujuk pada pengangkatan Daud menjadi raja Israel, sebuah peristiwa kunci dalam sejarah bangsa Yahudi dan menjadi titik penting dalam narasi perjanjian Allah.

Konteks Khotbah Paulus

Dalam perikop ini, Paulus dan Barnabas sedang memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi dan saleh di sinagoge Antiokhia. Paulus mengulang kembali sejarah keselamatan Allah bagi umat-Nya, mulai dari pemilihan Abraham, keluaran bangsa Israel dari Mesir, sampai kepada kedatangan Yesus Kristus. Ia menekankan bagaimana Allah secara aktif memimpin umat-Nya melalui berbagai tokoh dan peristiwa bersejarah.

Daud, Raja Pilihan Allah

Pernyataan "Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku, yang akan melakukan segala kehendak-Ku" adalah kutipan dari Mazmur 89:20 (dalam Septuaginta yang digunakan oleh Paulus, atau merujuk pada firman Allah yang disampaikan melalui nabi). Ini menegaskan bahwa Daud bukanlah raja yang dipilih oleh kekuatan manusia semata, melainkan dipilih secara langsung oleh Allah. Pemilihan ini didasarkan pada karakter Daud yang digambarkan sebagai pribadi yang "berkenan di hati-Ku" dan memiliki keinginan kuat untuk "melakukan segala kehendak-Ku".

Ini adalah pujian yang luar biasa dari Allah sendiri. Daud, meskipun memiliki kekurangan dan melakukan kesalahan fatal, secara keseluruhan menunjukkan hati yang mengabdi kepada Allah. Kesetiaan dan kerinduannya untuk menyenangkan Allah inilah yang menjadikannya sosok yang istimewa di mata Tuhan. Allah tidak hanya melihat performa lahiriah, tetapi juga hati yang tulus.

Makna Teologis

Penekanan pada Daud sebagai raja pilihan Allah memiliki makna teologis yang mendalam. Daud menjadi lambang dari pemerintahan yang saleh dan janji Allah akan seorang raja mesianik yang akan datang dari garis keturunannya. Yesus Kristus, Sang Mesias, adalah keturunan Daud yang sesungguhnya, yang menggenapi janji Allah dan memerintah Kerajaan-Nya yang kekal.

Pernyataan ini juga menggarisbawahi kedaulatan Allah dalam sejarah. Allah tidak pernah kehilangan kendali. Bahkan ketika bangsa Israel mengalami pergumulan, seperti pemerintahan Saul yang akhirnya ditolak, Allah memiliki rencana-Nya yang sempurna. Dia mengangkat Daud untuk memimpin umat-Nya sesuai dengan kehendak-Nya.

Pelajaran Bagi Kita

Kisah Rasul 13:22 mengajarkan kepada kita beberapa hal penting. Pertama, Allah mencari hati yang mengabdi kepada-Nya. Kesalehan sejati terpancar dari kerinduan untuk melakukan kehendak-Nya, terlepas dari posisi atau status yang kita miliki. Kedua, kita diingatkan akan kedaulatan Allah dalam segala aspek kehidupan. Rencana-Nya akan selalu terwujud.

Lebih jauh lagi, penunjukan Daud ini adalah bayangan dari pemerintahan Yesus Kristus. Sama seperti Daud yang diangkat Allah untuk memimpin Israel, Yesus diangkat menjadi Raja segala raja dan Tuan segala tuan. Ia adalah Raja yang sempurna, yang kehendak-Nya adalah kehendak Allah sendiri, dan Ia memerintah dengan keadilan dan kasih.

Melalui kisah ini, kita dipanggil untuk mengarahkan hati kita kepada Allah, mencari kehendak-Nya dalam hidup kita, dan mempercayai bahwa Ia bekerja dalam segala situasi untuk menggenapi tujuan-Nya yang mulia.