Kisah Rasul 13:25

"Dan ketika genaplah pekerjaan Yohanes, ia berkata: 'Aku ini bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia datang kemudian daripada aku. Untuk membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.'"

Y 25

Ayat ini, diambil dari Kisah Para Rasul pasal 13, ayat 25, membawa kita pada momen krusial dalam narasi awal gereja mula-mula. Perikop ini menceritakan tentang pelayanan Yohanes Pembaptis yang mendahului kedatangan Yesus Kristus. Dalam konteks ini, Yohanes dengan rendah hati menyatakan posisinya sebagai utusan yang dipanggil untuk mempersiapkan jalan bagi Sang Mesias.

Fokus utama dari ayat ini adalah kerendahan hati Yohanes dan penekanannya pada pribadi yang akan datang setelahnya. Ia dengan jelas menegaskan bahwa dirinya bukanlah sosok yang dinantikan banyak orang sebagai Mesias yang akan membebaskan Israel dari penjajahan Romawi. Pernyataannya, "Aku ini bukanlah Dia yang kamu sangka," merupakan penolakan langsung terhadap potensi kesalahpahaman atau ekspektasi yang salah dari masyarakat pada zamannya. Yohanes menyadari panggilannya yang spesifik, yaitu menjadi suara yang berseru-seru di padang gurun, untuk mengarahkan perhatian bangsa kepada keselamatan yang lebih besar.

Lebih lanjut, Yohanes menyatakan ketidaklayakannya untuk melakukan tugas yang sangat sederhana sekalipun bagi Sang Mesias, yaitu membuka tali kasut-Nya. Ungkapan ini bukan sekadar ungkapan kerendahan hati biasa, melainkan penekanan yang kuat terhadap keagungan dan keilahian Yesus Kristus. Dalam budaya Yahudi pada masa itu, membuka tali kasut seorang rabi adalah pekerjaan seorang hamba yang paling rendah. Dengan mengatakan bahwa ia bahkan tidak layak untuk melakukan tugas tersebut, Yohanes dengan tegas menempatkan dirinya di bawah Yesus, mengakui inferioritasnya dalam hal status dan martabat.

Kisah rasul 13:25 ini menjadi sebuah pengingat penting bagi setiap generasi tentang esensi pelayanan sejati. Pelayanan yang sesungguhnya tidak berpusat pada diri sendiri, melainkan pada Sang Terutus. Yohanes Pembaptis, dengan segala ketenarannya, tidak pernah mencari kemuliaan bagi dirinya sendiri. Ia dengan sukarela mengalihkan sorotan dari dirinya kepada pribadi Yesus. Pesan ini sangat relevan dalam konteks modern, di mana seringkali godaan untuk mencari pengakuan dan popularitas sangatlah kuat. Ajaran Yohanes mengingatkan kita untuk selalu mengarahkan pandangan kita kepada Kristus, menyadari bahwa segala sesuatu yang baik berasal dari-Nya dan kemuliaan hanya layak bagi-Nya.

Dalam perjalanan pelayanan para rasul yang dicatat dalam Kisah Para Rasul, pemahaman tentang siapa Yesus dan peran mereka dalam memberitakan Injil sangatlah fundamental. Ayat ini menjadi titik awal untuk memperkenalkan Yesus kepada banyak orang yang mendengarkan Yohanes. Ia adalah pintu gerbang menuju pemahaman yang lebih dalam tentang misi Yesus Kristus, yaitu membawa penebusan, pengampunan dosa, dan kehidupan kekal. Kisah rasul 13:25 bukan hanya sekadar pengakuan Yohanes, tetapi juga permulaan dari penyebaran kabar baik yang akan menjangkau seluruh dunia.