"Dan mereka menghabiskan banyak waktu di sana bersama-sama dengan murid-murid itu."
Kisah para Rasul pasal 14 ayat 28 membingkai sebuah momen penting dalam perjalanan misi Paulus dan Barnabas. Setelah melalui berbagai tantangan, penganiayaan, dan bahkan cobaan yang mengancam nyawa mereka, seperti di Listra di mana mereka dilempari batu, mereka akhirnya mendapati diri mereka berada di Antiokhia. Ayat ini secara ringkas menggambarkan lamanya mereka tinggal di sana, berinteraksi dan memperdalam hubungan dengan komunitas percaya yang baru terbentuk.
Frasa "menghabiskan banyak waktu" bukanlah sekadar pengisi cerita. Ini menunjukkan periode konsolidasi, penguatan, dan pertumbuhan spiritual. Setelah menyemai benih Injil dan melihat buahnya melalui pertobatan dan iman banyak orang, langkah selanjutnya yang krusial adalah memastikan agar pertumbuhan itu tidak terhenti. Para rasul memahami pentingnya pembinaan dan pemeliharaan jemaat. Mereka tidak hanya meninggalkan orang-orang percaya begitu saja, tetapi tinggal bersama mereka, memberi makan secara rohani, mengajar, dan mencontohkan kehidupan yang sesuai dengan ajaran Kristus.
Lingkungan di Antiokhia, Suriah, menjadi basis operasi yang penting bagi mereka. Jemaat di sana telah menunjukkan iman yang teguh dan kasih yang besar, bahkan mampu mengirimkan Paulus dan Barnabas dalam misi pertama mereka. Kini, giliran para rasul untuk membalas kebaikan itu dengan memberikan waktu, tenaga, dan kasih karunia ilahi mereka untuk memperkuat fondasi jemaat tersebut. Ini adalah gambaran tentang bagaimana gereja yang sehat tumbuh: melalui pengajaran yang konsisten, persekutuan yang erat, dan kasih yang terus menerus dipelihara.
Kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya kehadiran dan ketekunan. Dalam dunia yang serba cepat, godaan untuk terus bergerak mencari "ladang baru" bisa sangat kuat. Namun, Ayub 14:28 mengingatkan bahwa terkadang pertumbuhan terbaik terjadi bukan karena perpindahan, tetapi karena kehadiran yang mendalam dan berkelanjutan. Membangun komunitas yang kokoh membutuhkan waktu, kesabaran, dan komitmen. Peran para pemimpin rohani, maupun setiap anggota jemaat, sangatlah vital dalam menciptakan lingkungan di mana iman dapat bertumbuh subur.
Lebih dari itu, keberadaan mereka di sana juga menegaskan kembali tujuan misi mereka. Bukan sekadar untuk memberitakan kabar baik, tetapi juga untuk memastikan kabar baik itu menjadi sumber kehidupan yang berkelanjutan bagi mereka yang menerimanya. "Menghabiskan banyak waktu" berarti mereka memberikan diri sepenuhnya, memecahkan roti bersama, berdoa bersama, dan bergumul bersama dalam tantangan iman. Ini adalah cerminan dari kasih Kristus yang mendorong mereka untuk memelihara domba-domba-Nya.
Kisah Rasul 14:28 adalah pengingat yang indah bahwa pertumbuhan rohani adalah sebuah proses. Ia membutuhkan waktu, perhatian, dan kasih sayang. Baik para rasul yang melayani maupun jemaat yang dilayani, semuanya bersatu dalam kasih Kristus, membangun tubuh-Nya hari demi hari. Mari kita belajar dari ketekunan dan dedikasi mereka dalam memelihara kehidupan rohani, baik dalam diri sendiri maupun dalam komunitas di sekitar kita.