"Sebab dan adalah keputusan Roh Kudus dan kami, bahwa janganlah kami menindih kamu dengan beban lain daripada yang perlu ini:"
Ilustrasi: Peran Roh Kudus dalam pengambilan keputusan.
Ayat Kisah Para Rasul 15:28 merupakan puncak dari diskusi penting yang terjadi di Yerusalem. Sidang rasul dan penatua di Yerusalem ini membahas persoalan krusial mengenai apakah orang-orang non-Yahudi yang bertobat menjadi Kristen perlu disunat dan mematuhi hukum Taurat Musa. Perdebatan ini tidak hanya menyangkut tradisi keagamaan yang sudah mengakar, tetapi juga menyentuh inti dari Injil Kristus itu sendiri: keselamatan melalui iman kepada Yesus Kristus, bukan melalui perbuatan hukum.
Setelah berbagai pandangan disampaikan, terutama oleh Petrus dan Yakobus, terlihat jelas bahwa Roh Kudus bekerja secara aktif dalam memimpin para rasul. Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa keputusan yang diambil bukanlah semata-mata hasil pemikiran manusia, melainkan buah dari bimbingan ilahi. "Sebab dan adalah keputusan Roh Kudus dan kami..." menunjukkan kesatuan antara kehendak ilahi dan persetujuan para pemimpin gereja.
Frasa "...bahwa janganlah kami menindih kamu dengan beban lain daripada yang perlu ini" sangat signifikan. Roh Kudus, melalui para rasul, mengidentifikasi "beban yang perlu" yang harus dipikul oleh orang percaya dari kalangan non-Yahudi. Beban ini bukanlah hukum Taurat yang berat, melainkan beberapa hal yang dianggap esensial untuk menjaga persekutuan dan kesaksian yang murni di antara jemaat yang baru terbentuk. Empat poin yang disebutkan dalam ayat sebelumnya (ayat 20) adalah menjauhkan diri dari persembahan berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang dicekik, dan dari darah.
Keputusan ini menekankan kebebasan yang ada dalam Kristus, namun tetap memperhatikan kesatuan dan kekudusan. Ini adalah pelajaran penting bahwa kebebasan Kristen bukanlah lisensi untuk hidup semaunya, tetapi kebebasan untuk melayani dan hidup dalam kasih, dengan tetap menghormati saudara seiman dan kesaksian gereja.
Kisah Para Rasul 15:28 memberikan panduan yang berharga bagi gereja sepanjang masa. Pertama, ia mengingatkan kita akan pentingnya kedaulatan dan bimbingan Roh Kudus dalam setiap pengambilan keputusan gerejawi. Keputusan-keputusan penting, baik yang bersifat doktrinal maupun praktis, seharusnya dipastikan selaras dengan kehendak Tuhan yang dinyatakan melalui Kitab Suci dan dipimpin oleh Roh Kudus. Ini berarti kita perlu berdoa, merenungkan Firman, dan mendengarkan suara Roh Kudus dalam komunitas.
Kedua, ayat ini mengajarkan prinsip tentang beban yang perlu. Gereja tidak seharusnya memberlakukan persyaratan-persyaratan tambahan yang tidak alkitabiah atau membebani umat Tuhan dengan aturan-aturan buatan manusia yang tidak mendasar. Sebaliknya, fokus haruslah pada hal-hal esensial dari iman Kristen: kasih kepada Tuhan dan sesama, pertobatan, serta hidup kudus sesuai dengan ajaran Kristus. Mengidentifikasi dan menekankan "yang perlu" ini membantu gereja tetap fokus pada misi utamanya dan menjaga kesehatan spiritual jemaat.
Pada akhirnya, Kisah Para Rasul 15:28 adalah pengingat akan kebijaksanaan dan kasih Tuhan dalam membimbing umat-Nya. Roh Kudus hadir untuk memampukan kita hidup sebagai anak-anak Allah, bukan untuk membebani kita dengan peraturan yang tak terjangkau. Dengan bimbingan-Nya, kita dapat menjalani kehidupan yang berkenan kepada-Nya, dalam kesatuan dan sukacita.