"Maka bertolaklah kami dari Troas lalu langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tiba di Neapolis."
Ayat Kisah Rasul 16:11 membuka lembaran baru dalam pelayanan Rasul Paulus dan rekan-rekannya. Kutipan ini, "Maka bertolaklah kami dari Troas lalu langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tiba di Neapolis," menggarisbawahi dimulainya sebuah perjalanan penting yang akan membawa Injil ke benua Eropa untuk pertama kalinya. Perjalanan ini bukanlah perjalanan biasa; ini adalah langkah strategis yang dipimpin oleh Roh Kudus, membawa pesan keselamatan kepada bangsa-bangsa yang belum pernah mendengarnya.
Setelah periode pelayanan yang produktif di Asia Kecil, terlihat sebuah panggilan baru yang jelas. Perhentian di Troas, seperti yang diceritakan dalam pasal sebelumnya, di mana Paulus mendapat penglihatan tentang seorang Makedonia yang memohon pertolongan, menjadi titik tolak yang menentukan. Penglihatan itu tidak bisa diabaikan. Ini adalah panggilan ilahi untuk melintasi Laut Aegea dan memasuki wilayah Makedonia, sebuah provinsi Romawi yang penting di Eropa.
Keberangkatan dari Troas menunjukkan keteguhan hati dan ketaatan mereka pada pimpinan Roh. Mereka tidak ragu-ragu, tetapi segera berlayar. Pilihan untuk berlayar ke Samotrake sebagai persinggahan pertama adalah langkah yang masuk akal secara geografis. Samotrake adalah sebuah pulau yang terletak di tengah Laut Aegea, di jalur pelayaran dari Asia Kecil ke Makedonia. Ini memberikan kesempatan untuk beristirahat sejenak dan mungkin mengamati kondisi cuaca sebelum melanjutkan perjalanan yang lebih jauh.
Keesokan harinya, mereka tiba di Neapolis. Kata "Neapolis" sendiri berarti "kota baru". Kota ini merupakan pelabuhan penting di pesisir Makedonia, sebuah gerbang masuk yang strategis ke wilayah tersebut. Kedatangan mereka di Neapolis menandai momen bersejarah: Injil Kristus untuk pertama kalinya menapakkan kakinya di tanah Eropa. Ini adalah awal dari pelayanan yang akan menghasilkan jemaat-jemaat yang kuat di kota-kota seperti Filipi, Tesalonika, dan Berea.
Kisah ini menunjukkan bagaimana Allah secara aktif memimpin umat-Nya dalam misi-Nya. Perjalanan mereka bukanlah hasil dari rencana manusia semata, tetapi adalah respon terhadap panggilan dan pengarahan ilahi. Dari keputusan untuk melanjutkan ke Makedonia, pilihan pelabuhan, hingga kedatangan di Neapolis, semuanya menunjukkan campur tangan Allah yang bekerja melalui situasi dan peristiwa.
Kisah Rasul 16:11, meskipun ringkas, menyimpan makna yang mendalam tentang keberanian, iman, dan penatalayanan. Ini adalah pengingat bagi kita bahwa misi Allah terus berlanjut, dan kita dipanggil untuk merespon dengan penuh ketaatan, bahkan ketika itu berarti melintasi lautan dan memasuki wilayah yang asing, sebagaimana Paulus dan rekan-rekannya lakukan. Kisah ini menginspirasi kita untuk selalu peka terhadap pimpinan Roh Kudus dan berani mengambil langkah iman untuk membawa terang Kristus ke berbagai penjuru dunia.