Kisah Rasul 18-21: Pelayanan Paulus di Korintus dan Perjalanan Pulang

Kisah Para Rasul 18:1-21, 19:1-20, 20:1-38, 21:1-17

RS

Perjalanan misi Rasul Paulus yang penuh pengorbanan terus berlanjut, menorehkan jejak-jejak iman di berbagai kota. Dalam rentang waktu yang dicakup oleh Kisah Para Rasul 18 hingga 21, kita menyaksikan ketekunan, keberanian, dan kekuatan iman yang luar biasa dari sang rasul.

Di Korintus, kota yang terkenal dengan kemakmuran dan juga kemerosotan moralnya, Paulus menghabiskan waktu yang cukup lama. Di sinilah ia bertemu dengan Akwila dan Priskila, sepasang suami istri yang setia melayani Tuhan dan menjadi rekan sepelayanan yang berharga. Bersama mereka, Paulus bekerja sebagai pembuat kemah, sebuah profesi yang memungkinkannya untuk hidup mandiri sambil memberitakan Injil. Kehidupan di Korintus tidaklah mudah; Paulus seringkali menghadapi perlawanan dan tantangan. Namun, ia tidak pernah gentar. Melalui pengajaran yang teguh dan mukjizat-mukjizat yang menyertainya, banyak penduduk Korintus yang bertobat dan menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka. Kehadiran Paulus di Korintus menghasilkan sebuah jemaat yang kuat, meskipun di tengah berbagai kesulitan.

Setelah dari Korintus, perjalanan Paulus membawanya ke Efesus, sebuah kota yang signifikan secara ekonomi dan religius di Asia Kecil. Di Efesus, pelayanan Paulus semakin menunjukkan dampaknya yang besar. Banyak mukjizat terjadi melalui tangannya, dan Kitab Suci mencatat bahwa bahkan sapu tangan atau kain pembungkus tubuh Paulus yang dibawa kepada orang-orang sakit dapat menyembuhkan mereka. Hal ini menimbulkan kegaduhan dan pengakuan iman yang luas, bahkan bagi sebagian orang yang sebelumnya menyembah dewi Artemis. Pelayanan di Efesus ini menjadi titik balik penting, dengan semakin banyaknya orang yang meninggalkan praktik-praktik perdukunan dan beralih kepada Allah. Pelayanan yang begitu berkuasa ini tentu saja menimbulkan keresahan di kalangan para pengrajin perak yang mata pencaharian mereka bergantung pada pembuatan patung dewi.

Bagian-bagian ini juga menggambarkan perjalanan pulang Paulus ke Yerusalem. Dalam perjalanan kembali, Paulus singgah di berbagai tempat, memberikan penguatan kepada jemaat-jemaat yang telah ia dirikan dan mendoakan mereka. Ia bertemu dengan para pemimpin jemaat, berbagi pengalaman, dan mengingatkan mereka akan kebenaran Injil. Ada momen-momen haru ketika ia berpamitan, mengetahui bahwa perjalanannya ke Yerusalem kemungkinan besar akan membawa dirinya ke dalam kesulitan dan bahkan penangkapan. Namun, keyakinannya pada panggilan Tuhan dan tujuan ilahi begitu kuat, sehingga ia siap menghadapi segala konsekuensi demi memberitakan nama Yesus Kristus.

Kisah Rasul 18-21 adalah bukti nyata dari dedikasi tanpa batas Rasul Paulus. Ia menunjukkan bahwa iman sejati bukan hanya tentang keyakinan pribadi, tetapi juga tentang tindakan nyata, ketekunan di tengah kesulitan, dan keberanian untuk menghadapi penolakan demi menyebarkan pesan keselamatan. Kisahnya menginspirasi kita untuk terus maju dalam pelayanan, sekalipun tantangan datang silih berganti, karena kita tahu bahwa Allah menyertai setiap langkah orang yang setia kepada-Nya.