Kisah Para Rasul pasal 19 membawa kita pada sebuah peristiwa dramatis di Efesus, sebuah kota yang terkenal dengan kuil Artemisnya yang megah dan praktik-praktik sihir yang merajalela. Di tengah keramaian dan kepercayaan takhayul ini, Injil Kristus mulai menyebar melalui pelayanan Rasul Paulus, membawa pembebasan dan kebenaran yang sesungguhnya.
Ayat ke-15 dalam pasal ini menyoroti sebuah momen yang luar biasa, di mana kekuatan spiritual yang gelap terungkap di hadapan otoritas yang ilahi. Dalam sebuah kejadian yang tercatat, ada tujuh orang anak Skewa, seorang imam Yahudi, yang mencoba meniru kuasa Yesus dan nama Paulus untuk mengusir roh jahat. Mereka bukan pengikut Kristus yang sejati, melainkan hanya ingin memanfaatkan otoritas yang mereka lihat.
Ketika mereka mencoba melakukan ritual pengusiran roh dengan mengucapkan, "Demi Yesus yang diberitakan oleh Paulus, kami menyuruh kamu keluar," respons yang datang sungguh mengejutkan. Roh jahat yang merasuki orang tersebut tidak hanya menolak, tetapi juga dengan lantang menyatakan pengenalannya terhadap sumber kuasa yang sebenarnya.
Roh jahat itu berkata, "Yesus kukenal, dan Paulus kuketahui, tetapi siapakah kamu?" Pernyataan ini mengandung makna yang dalam. Roh-roh jahat mengakui Yesus sebagai pribadi yang memiliki kuasa ilahi dan otoritas yang tidak terbantahkan. Mereka juga mengenali Paulus sebagai hamba Tuhan yang diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus untuk membawa Injil dan mengalahkan kegelapan.
Namun, mereka tidak mengenali ketujuh anak Skewa itu. Bagi roh-roh jahat, mereka hanyalah manusia biasa yang mencoba menggunakan nama yang mereka takuti tanpa memiliki hubungan yang benar dengan sumber kuasa tersebut. Pengalaman ini menjadi bukti nyata bahwa pengusiran roh jahat bukanlah sekadar mantra atau ritual, melainkan berasal dari iman yang benar kepada Yesus Kristus dan kuasa-Nya yang bekerja melalui hamba-Nya yang setia.
Peristiwa ini menegaskan bahwa kekristenan bukanlah sekadar sistem kepercayaan yang dangkal. Ia adalah hubungan hidup dengan Tuhan yang berkuasa, di mana iman yang tulus dan penyerahan diri kepada Kristus adalah kunci untuk menghadapi dan mengalahkan kuasa kegelapan. Anak-anak Skewa, dalam ketidaktahuan dan kesombongan mereka, belajar sebuah pelajaran yang keras tentang perbedaan antara otoritas spiritual yang sejati dan peniruan yang kosong. Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya mengenal siapa Yesus dan siapa diri kita di dalam Dia, agar kuasa-Nya dapat bekerja secara nyata dalam hidup kita dan melalui kita untuk kemuliaan nama-Nya.