Kisah Para Rasul 20 & 28: Ajaran dan Iman

"Pergilah, sebab ia adalah alat pilihan bagi-Ku untuk membawa nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel." (Kisah Para Rasul 9:15)

Simbol Kekristenan: Perpaduan Bentuk dan Warna Cerah

Kisah Para Rasul 20: Perpisahan yang Bermakna

Kitab Kisah Para Rasul merupakan saksi bisu perjalanan iman para rasul setelah kenaikan Yesus Kristus ke surga. Pasal 20 membawa kita pada momen perpisahan Paulus dengan para penatua di Efesus. Peristiwa ini kaya akan ajaran dan teladan kepemimpinan rohani. Paulus, dengan penuh kasih dan tanggung jawab, mengingatkan mereka akan tugas panggilan mereka untuk melayani dan menjaga jemaat Tuhan. Ia menekankan pentingnya ketekunan dalam ajaran yang benar, serta kewaspadaan terhadap ajaran sesat yang dapat merusak kesatuan jemaat.

Dalam pesannya, Paulus juga menyoroti ketekunan dan kerja kerasnya sendiri sebagai hamba Tuhan. Ia tidak mencari keuntungan pribadi, melainkan bekerja dengan tangan sendiri demi mencukupi kebutuhan dirinya dan mereka yang menyertainya. Hal ini menjadi pengingat kuat bagi para pemimpin jemaat untuk tidak tergiur oleh materi, melainkan fokus pada pelayanan yang tulus dan mengutamakan kebenaran firman Tuhan. Perpisahan ini bukan akhir, melainkan permulaan dari tugas yang lebih besar bagi para penatua untuk meneruskan estafet pelayanan yang telah diajarkan.

Kisah Para Rasul 28: Iman yang Melampaui Batasan

Berpindah ke pasal 28, kita menyaksikan keberanian dan keteguhan iman Paulus dalam menghadapi berbagai cobaan. Setelah mengalami kapal karam di Pulau Malta, ia tetap teguh dalam misinya untuk memberitakan Injil. Kehidupan Paulus di pulau itu menjadi bukti nyata bagaimana iman sejati tidak gentar menghadapi kesulitan. Ia menyembuhkan orang sakit, termasuk pejabat pulau, yang akhirnya membawa banyak orang percaya kepada Kristus.

Pasal ini juga menggambarkan bagaimana berita Injil terus menyebar, bahkan di tengah keterbatasan dan perlakuan tidak adil. Paulus, meskipun dalam tahanan, terus mengajar dan memberitakan Kerajaan Allah. Kesaksiannya tidak mengenal batas, baik kepada orang Yahudi maupun non-Yahudi. Keimanannya menjadi mercusuar bagi banyak orang, menunjukkan bahwa kebenaran Injil memiliki kekuatan yang mampu mengubah hidup dan melampaui segala hambatan. Kisah ini menginspirasi kita untuk tidak pernah menyerah dalam menyaksikan iman, bahkan ketika tantangan datang menerpa.

Kedua pasal ini, 20 dan 28, menawarkan pelajaran berharga tentang kesetiaan dalam pelayanan, ketekunan dalam menghadapi kesulitan, dan penyebaran Injil yang tanpa henti. Ajaran yang disampaikan Paulus dalam Kisah Para Rasul menjadi pondasi yang kokoh bagi pertumbuhan gereja dan menjadi sumber kekuatan bagi setiap orang percaya untuk terus melangkah dalam iman.