Pasal 21 dari Kitab Kisah Para Rasul mengisahkan kelanjutan perjalanan misionaris Rasul Paulus yang penuh tantangan dan pengorbanan. Setelah menyelesaikan pelayanan di berbagai kota, Paulus dan rekan-rekannya bertekad untuk kembali ke Yerusalem. Ayat pembuka pasal ini, "Sesudah kami berpisah dari mereka, berlayarlah kami terus ke Kos, dan pada hari berikutnya ke Rodos, dan dari situ ke Patara," menandai dimulainya etape terakhir dari perjalanan ini melalui laut. Pelayaran ini bukanlah perjalanan biasa, melainkan sebuah misi yang didorong oleh panggilan ilahi dan kerinduan yang mendalam untuk melayani di pusat kekristenan pada masa itu.
Selama perjalanan tersebut, Paulus dan rombongannya singgah di Tirus. Di sana, Roh Kudus memberikan peringatan yang jelas melalui para nabi setempat mengenai penderitaan yang akan menimpa Paulus di Yerusalem. Mereka menasehati Paulus agar tidak melanjutkan perjalanannya. Namun, Paulus, dengan iman yang teguh, menyatakan bahwa ia siap tidak hanya untuk dipenjarakan tetapi juga untuk mati di Yerusalem demi nama Tuhan Yesus. Sikapnya ini menunjukkan keberanian dan kesetiaan yang luar biasa terhadap panggilan pelayanannya, meskipun ia telah diperingatkan akan bahaya yang mengancam. Keberanian Paulus ini menjadi inspirasi bagi banyak orang percaya di sepanjang sejarah.
Setibanya di Yerusalem, Paulus disambut dengan hangat oleh para rasul dan para penatua. Namun, kegembiraan pertemuan itu segera diwarnai dengan kekhawatiran. Berita mengenai penolakan terhadap hukum Taurat yang dibawa oleh Paulus telah menyebar luas di kalangan orang Yahudi yang percaya. Untuk meredakan ketegangan dan menunjukkan bahwa ia tetap menghormati tradisi hukum Musa, para penatua di Yerusalem menyarankan agar Paulus mengambil tindakan simbolis. Paulus diminta untuk mengikuti nazar nazir, sebuah praktik penyucian yang diakui dalam hukum Yahudi. Ini adalah upaya untuk menjembatani perbedaan antara orang percaya dari kalangan Yahudi dan non-Yahudi, serta untuk meyakinkan orang Yahudi bahwa Paulus tidak mengajarkan penolakan terhadap Taurat secara total.
Meskipun telah berusaha untuk menunjukkan itikad baik, situasi di Yerusalem justru semakin memanas. Di Bait Suci, Paulus disalahpahami oleh orang banyak yang kemudian menyerangnya. Tuduhan palsu dan kebencian yang mendalam memicu kerusuhan hebat. Komandan pasukan Romawi terpaksa campur tangan untuk menyelamatkan nyawa Paulus dari amuk massa. Kejadian ini menggarisbawahi perjuangan dan penganiayaan yang terus-menerus dihadapi oleh Paulus dalam misinya menyebarkan Injil. Kisah ini menegaskan tema sentral dalam kehidupan para rasul, yaitu penganiayaan dan penderitaan yang tak terhindarkan dalam melayani Tuhan. Kisah rasul, terutama kisah rasul 21, memberikan gambaran realistis tentang tantangan yang dihadapi para pelopor kekristenan. Pengorbanan mereka, seperti yang terlihat dalam kisah rasul 21 21, menjadi bukti kekuatan iman dan ketahanan roh manusia dalam menghadapi kesulitan demi penyebaran ajaran Kristus.