Kisah Rasul 22:14 - Ananias dan Penglihatan

"Lalu katanya: 'Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya dan melihat Yang Benar dan mendengar suara dari mulut-Nya."

Ilustrasi Ananias menerima penglihatan dari Tuhan mengenai Saulus (Paulus)

Ayat pembuka dari Kisah Para Rasul pasal 22 ayat 14 memberikan gambaran yang sangat penting mengenai peran Ananias dalam rencana ilahi, khususnya terkait dengan pertobatan dan pengutusan Saulus, yang kelak dikenal sebagai Rasul Paulus. Ayat ini bukan sekadar sebuah pernyataan, melainkan sebuah narasi yang menyimpan makna mendalam tentang kehendak Tuhan, pemilihan pribadi, dan perjumpaan antara hamba-Nya dengan utusan-Nya. Latar belakang ayat ini adalah pengalaman luar biasa yang dialami oleh Saulus di jalan menuju Damsyik. Dalam perjalanannya, ia disilaukan oleh cahaya dari langit dan mendengar suara Tuhan Yesus yang memanggilnya. Kejadian ini membuatnya buta secara fisik dan mengalami kebingungan spiritual yang luar biasa.

Dalam kondisi inilah Tuhan mengirimkan Ananias, seorang murid di Damsyik, untuk menemui Saulus. Ananias, seperti banyak umat percaya lainnya, mungkin memiliki rasa takut dan keraguan saat diperintahkan untuk menemui Saulus, karena Saulus dikenal sebagai penganiaya hebat terhadap gereja. Namun, perintah Tuhan jelas dan penuh keyakinan. Ananiaslah yang dipilih untuk menjadi jembatan antara Saulus yang baru saja mengalami perjumpaan dramatis dengan Kristus, dan penerimaannya ke dalam komunitas orang percaya. Ayat ini menegaskan bagaimana Allah telah menetapkan Ananias untuk memainkan peran krusial ini.

Frasa "menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya" menyoroti aspek kedaulatan Tuhan dalam memilih hamba-hamba-Nya. Ananias tidak dipilih secara acak, melainkan telah dikehendaki oleh Allah untuk tugas spesifik ini. Kehendak Allah ini mencakup dua hal utama: pertama, "melihat Yang Benar", yang merujuk pada penglihatan rohani yang akan diberikan Tuhan kepada Saulus, memungkinkannya untuk melihat kebenaran Injil yang selama ini ia tolak. Kedua, "mendengar suara dari mulut-Nya", yang menunjukkan komunikasi langsung antara Tuhan dan Saulus. Ananias diperintahkan untuk menyaksikan dan memfasilitasi penerimaan pesan ilahi ini.

Peran Ananias di sini sangatlah penting. Ia diutus untuk menyembuhkan kebutaan fisik Saulus, tetapi yang lebih utama, untuk membuka matanya secara rohani terhadap kebenaran Kristus. Ananias menjadi saksi bagi transformasi Saulus, yang beralih dari penganiaya gereja menjadi pewarta Injil yang paling gigih. Kisah ini mengajarkan kita bahwa Tuhan seringkali menggunakan orang-orang sederhana, yang taat pada panggilan-Nya, untuk mencapai tujuan-Nya yang besar. Keberanian dan ketaatan Ananias dalam menghadapi ketidakpastian adalah teladan bagi kita semua.

Peristiwa ini juga menunjukkan pentingnya peran komunitas dan individu dalam menguatkan iman seseorang yang baru bertobat. Ananias tidak hanya menyembuhkan Saulus, tetapi juga memberikan kesaksian tentang janji Tuhan baginya. Melalui perannya, Ananias membantu Saulus memahami bahwa Allah telah memilihnya untuk menjadi alat-Nya. Ini adalah permulaan dari sebuah perjalanan iman yang luar biasa bagi Saulus, yang kini harus menanggung nama Kristus di hadapan bangsa-bangsa. Kisah rasul 22:14 adalah pengingat bahwa Tuhan bekerja melalui orang-orang yang bersedia mendengar dan bertindak sesuai dengan firman-Nya, membawa terang ke dalam kegelapan dan kebenaran bagi mereka yang mencari.