"Dan sekarang, apa yang kamu tunggu? Bangkitlah dan berilah dirimu dibaptis dan basuhlah dosamu dengan meluputkan nama-Nya."
Kisah Rasul 22:15 merupakan kutipan penting dari perkataan Ananias kepada Saulus, yang kelak dikenal sebagai Rasul Paulus. Peristiwa ini terjadi setelah pengalaman transformatif Saulus di jalan menuju Damsyik, di mana ia berhadapan langsung dengan Yesus yang bangkit. Pengalaman ini tidak hanya membutakannya sementara, tetapi juga membuka matanya terhadap kebenaran yang selama ini ia tentang. Ananias, seorang hamba Tuhan yang taat, diutus untuk menemui Saulus, yang kini berada dalam keadaan penuh keraguan dan kebingungan.
Dalam ayat ini, Ananias tidak hanya sekadar menyampaikan salam, tetapi juga memberikan instruksi yang krusial. Kata-kata "bangkitlah dan berilah dirimu dibaptis" menandakan sebuah tindakan iman yang aktif. Baptisan, dalam konteks Kristen awal, adalah simbol publik dari pertobatan, penyerahan diri kepada Kristus, dan pembersihan dari dosa. Ini adalah langkah nyata yang menunjukkan penerimaan Saulus terhadap Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
Frasa "basuhlah dosamu dengan meluputkan nama-Nya" membawa makna teologis yang sangat dalam. Ini bukan berarti baptisan itu sendiri yang menghilangkan dosa, melainkan kuasa penebusan dari darah Kristus yang dilambangkan melalui baptisan, dan diaktifkan ketika seseorang percaya dan berseru kepada nama Yesus. Ananias menegaskan bahwa melalui Yesuslah pengampunan dosa diperoleh. Bagi Saulus, yang sebelumnya sangat gigih menganiaya pengikut Kristus, ini adalah momen penerimaan penuh atas kesalahan masa lalunya dan keputusan untuk hidup baru dalam Kristus.
Kisah ini mengajarkan kita tentang kuasa pengampunan dan transformasi yang hanya bisa datang dari Tuhan. Meskipun Saulus telah melakukan banyak hal yang menyakitkan, Tuhan tetap melihat hatinya dan memberikan kesempatan untuk perubahan. Ananias, meskipun mungkin memiliki keraguan awal, tetap mematuhi panggilan Tuhan. Ini menunjukkan pentingnya ketaatan kita kepada firman Tuhan, bahkan ketika tantangan atau ketidakpastian muncul.
Kisah Rasul 22:15 bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga sebuah teladan yang relevan bagi setiap orang percaya. Ini mengingatkan kita bahwa setelah menerima Kristus, langkah selanjutnya adalah melangkah lebih dalam dalam iman kita. Baptisan menjadi tanda komitmen kita di hadapan Tuhan dan jemaat. Pengampunan dosa yang kita terima melalui Yesus adalah anugerah yang luar biasa, dan kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan anugerah tersebut.
Setiap orang yang mendengar kabar baik ini diajak untuk merenungkan kembali panggilan mereka. Apakah kita sudah "bangkit" dalam hidup baru bersama Kristus? Apakah kita sudah mengalami "pembasuhan dosa" yang sejati melalui iman kepada nama-Nya? Kisah Saulus adalah bukti bahwa tidak ada seorang pun yang terlalu jauh dari jangkauan kasih Tuhan. Dengan kerendahan hati dan iman, kita dapat berseru kepada nama-Nya dan mengalami pembaharuan hidup yang ajaib. Marilah kita menjadikan ayat ini sebagai pengingat akan kebesaran kasih karunia Tuhan dan panggilan-Nya untuk hidup dalam kebenaran-Nya.