Simbol Kitsab Suci

Kisah Rasul 23: Ujian Iman Paulus di Hadapan Mahkamah Agama

"Sebab aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku sampai pada hari Tuhan." (2 Timotius 1:12)

Awal Perjuangan Paulus

Kisah rasul pasal 23 membawa kita pada momen krusial dalam pelayanan Rasul Paulus. Setelah mengalami penangkapan yang dramatis di Bait Suci Yerusalem, Paulus dibawa ke hadapan Mahkamah Agama Yahudi, yaitu Sanhedrin. Situasi ini adalah ujian berat bagi imannya, di mana ia harus menghadapi permusuhan yang mendalam dari para pemimpin agama Yahudi yang tidak percaya pada Yesus sebagai Mesias. Suasana di hadapan Sanhedrin dipenuhi ketegangan dan kebencian yang memuncak.

Kesaksian yang Mengguncang

Saat Paulus diberi kesempatan untuk berbicara, ia memulai dengan rendah hati, menyatakan bahwa ia telah menjalani hidupnya dengan hati nurani yang bersih di hadapan Allah sampai pada hari itu. Namun, perkataan ini memicu reaksi keras dari salah seorang anggota Mahkamah Agama, yaitu Imam Besar Ananias. Ananias memerintahkan agar Paulus ditampar. Reaksi Paulus yang tajam, "Allah akan menampar engkau, hai engkau benteng putih!", menunjukkan bahwa meskipun ia berusaha taat, ia tidak tahan diperlakukan semena-mena, bahkan oleh otoritas agama. Perkataannya ini kemudian ia jelaskan sebagai ketidaktahuannya bahwa orang itu adalah Imam Besar, menunjukkan bahwa ia juga mengakui kesalahannya dalam berbicara.

Perpecahan di Antara Para Pemimpin

Perkataan Paulus selanjutnya menjadi kunci yang membuka perpecahan di antara para anggota Sanhedrin. Ia menyatakan bahwa ia adalah seorang Farisi, keturunan Farisi, dan diadili karena pengharapannya akan kebangkitan orang mati. Pernyataan ini langsung menimbulkan perbedaan pendapat yang sengit antara kaum Farisi dan Saduki. Kaum Farisi percaya pada kebangkitan dan malaikat, sementara kaum Saduki menyangkal keduanya. Perpecahan ini begitu hebat hingga muncul kekhawatiran akan keselamatan Paulus, dan para serdadu Romawi terpaksa campur tangan untuk menyelamatkannya dari amukan massa.

Janji dan Peneguhan dari Tuhan

Malam itu, saat Paulus berada dalam penjara, Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya. Penampakan ini adalah sumber kekuatan dan penghiburan yang sangat dibutuhkan. Tuhan berfirman, "Teguhkanlah hatimu, Saulus! Sebab sebagaimana engkau telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian juga harus engkau bersaksi tentang Aku di Roma." Perkataan ini bukan hanya sekadar janji, tetapi juga sebuah peneguhan akan rencana ilahi bagi Paulus. Meskipun jalan di depannya penuh bahaya dan ketidakpastian, Tuhan sendiri yang menjamin keselamatannya dan menuntunnya menuju tujuan akhir pelayananannya di Roma. Kisah ini menekankan keberanian Paulus dalam menghadapi tantangan, kecerdasan spiritualnya dalam memanfaatkan situasi, dan terutama kesetiaan Tuhan yang tak tergoyahkan kepada hamba-Nya. Iman Paulus teruji, namun tidak goyah, karena ia tahu kepada siapa ia percaya.

Sumber Inspirasi: Kisah Para Rasul 23