Kisah Rasul 24 & 26: Paulus Membela Iman

"Tetapi ini kuakui kepadamu, bahwa menurut jalan yang mereka sebut ajaran sesat, aku beribadah kepada Allah nenek moyangku dengan percaya kepada segala sesuatu yang ada tertulis dalam Hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi." - Kisah Para Rasul 24:14

Kisah Para Rasul pasal 24 dan 26 menyajikan momen-momen krusial dalam perjalanan pelayanan Rasul Paulus, khususnya ketika ia harus menghadapi pengadilan dan mempertahankan imannya di hadapan para pejabat Romawi. Peristiwa ini bukan hanya sekadar kisah tentang keadilan, tetapi juga merupakan bukti keberanian dan keyakinan Paulus dalam memberitakan Injil Yesus Kristus.

Pada pasal 24, Paulus diadili di Kaisarea di hadapan prokonsul Feliks. Terdakwa atas tuduhan menghasut pemberontakan di seluruh dunia dan sebagai pemimpin sekte Nasrani, Paulus dengan tenang membela diri. Ia menjelaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar. Paulus dengan tegas menyatakan kesetiaannya kepada Allah nenek moyang mereka, seperti yang tertulis dalam ayat pembuka artikel ini. Ia menegaskan bahwa apa yang ia percayai, yaitu Yesus Kristus, sepenuhnya sesuai dengan ajaran Hukum Taurat dan kitab para nabi. Ini menunjukkan bahwa Kekristenan bukanlah ajaran yang asing atau menentang tradisi Yahudi, melainkan penggenapan dari apa yang telah dinubuatkan.

Meskipun Paulus memberikan pembelaan yang meyakinkan, Feliks menunda keputusannya, kemungkinan karena ia takut menyinggung kaum Yahudi yang menentang Paulus. Namun, Paulus tetap berada dalam penahanan selama dua tahun. Kesabaran dan ketekunan Paulus dalam situasi yang sulit ini patut dicontoh. Ia tidak pernah kehilangan harapan atau berhenti menjadi saksi bagi Kristus, bahkan dalam belenggu.

Selanjutnya, dalam pasal 26, Paulus berhadapan dengan Raja Agripa II dan Bernike. Kesempatan ini menjadi panggung bagi Paulus untuk memberikan kesaksian yang paling rinci dan pribadi tentang pertobatannya. Paulus menceritakan perjalanannya dari seorang penganiaya jemaat menjadi penginjil yang gigih. Ia menggambarkan pengalamannya yang luar biasa di jalan menuju Damaskus, di mana ia bertemu dengan Yesus yang bangkit. Pengalaman ini mengubah hidupnya secara radikal dan mengarahkannya untuk menjadi rasul bagi bangsa-bangsa lain.

Ilustrasi Rasul Paulus bersaksi di hadapan Raja Agripa

Dalam kesaksiannya di hadapan Agripa, Paulus kembali menegaskan kebenaran Injil dan kebangkitan Kristus. Ia menekankan bahwa ia tidak memberitakan sesuatu yang baru atau berbeda dari apa yang telah diajarkan oleh para nabi. Sebaliknya, ia memberitakan harapan yang sama yang dimiliki oleh orang Yahudi, yaitu kedatangan Mesias dan kebangkitan orang mati. Agripa, meskipun terkesan oleh perkataan Paulus, tidak serta merta menerima imannya, bahkan merasa terganggu karena Paulus berusaha membuatnya menjadi seorang Kristen.

Kisah Rasul 24 dan 26 mengajarkan kita tentang pentingnya:

Melalui pengadilan dan kesaksian Paulus, kita melihat bagaimana iman yang teguh dapat bertahan di tengah segala kesulitan, dan bagaimana pemberitaan Injil tetap berlanjut meskipun ada penolakan. Kisah ini terus menginspirasi kita untuk hidup setia dan berani dalam iman kita.